Kapal Berkurang dan Gumitir Ditutup, Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Macet Parah

Kapal Berkurang dan Gumitir Ditutup, Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Macet Parah

Antrian kendaraan di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk jadi pemandangan sehari-hari pasca penutupan Gumitir dan pengetatan kapal imbas tragedi KMP Tunu Pratama Jaya -Kemenhub -

“Pelayanan di Pelabuhan Ketapang berjalan normal dan lancar meski dilakukan pembatasan kapasitas angkut kapal ex-LCT di mana setiap kapal mengangkut maksimal 6 truk besar tronton untuk memastikan keselamatan pelayaran,” katanya pada Sabtu. 

Kemenhub mengklaim bahwa penutupan Jalan Raya Jember-Banyuwangi via Gumitir dalam rangka perbaikan dalam 2 bulan kedepan berdampak pada arus lalulintas menuju pelabuhan.

BACA JUGA:Fakta Terbaru Tentang KMP Tunu Pratama Jaya: Bekas LCT, Pintu Kamar Mesin Terbuka Sebabkan Masuknya Air

Masyhud menjelaskan, berdasarkan laporan dari KSOP Kelas III Tanjung Wangi, ada penambahan demand kendaraan di jalan lintas Utara akibat penutupan di jalur Selatan. "Namun menjelang sore antrian masuk pelabuhan sudah berkurang," katanya. 

Untuk mengurangi kepadatan di jalan sekitar pelabuhan, kata Masyhud, telah disediakan kantong parkir untuk menampung kendaraan yang sedang menunggu antrian masuk ke kapal. Selain itu, dilakukan percepatan proses sandar muat di dermaga lintas Ketapang-Gilimanuk serta penambahan armada kapal.

Adapun total kapal yang beroperasi saat ini adalah sebanyak 27 kapal yang terdiri dari 19 kapal di Dermaga MB I-IV, 7 kapal di Dermaga LCM dan 1 merupakan kapal perbantuan di dermaga Bulusan.

Ia mengatakan pihaknya bersama stakeholder terkait terus melakukan langkah-langkah koordinasi dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat serta mengimbau masyarakat untuk mengupdate kondisi lalu lintas menuju Pelabuhan Ketapang.

“Bagi masyarakat yang akan melintasi jalan menuju Pelabuhan Ketapang, agar selalu mengecek kondisi lalu lintas dan rute alternatif serta mematuhi pengaturan jalan yang dilakukan oleh pihak kepolisian agar perjalanan tetap aman dan efisien,” imbuh Masyhud.(*)

*)Mahasiswa magang dari Prodi Antropologi, Universitas Airlangga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: