Battlefield 6, Ketika Nostalgia dan Kekacauan Kembali Jadi Satu

Battlefield 6, Ketika Nostalgia dan Kekacauan Kembali Jadi Satu

Battlefield 6 akan memberikan berbagai pembaruan dalam game yang sangat inovatif. --bleedingcool

BACA JUGA:List Game Terbaru di Playstation Plus Untuk Juli 2025

Siege of Cairo membawa kita ke pertempuran jarak dekat penuh jebakan di jalan sempit. Belum ada peta yang terasa legendaris seperti Operation Metro atau Siege of Shanghai, tapi potensi itu terasa.

Dan tentu saja, penghancuran tetap jadi bintang. Bangunan bisa runtuh, lantai bisa dijebol, dan sniper bisa dijatuhkan dari tempat persembunyiannya. Walau tidak seepik sistem "Levolution" dulu, kehancuran kali ini terasa lebih fungsional.

Mode permainan juga tak banyak berubah. Conquest dan Breakthrough tetap jadi andalan. Squad Deathmatch hadir, tapi rasanya tetap tak cocok untuk skala Battlefield. Semua terasa familiar. Nyaman, tapi sedikit aman.

BACA JUGA:Review Pikabuu: STOP! Game Indie Soal Utang, Keluarga, dan Rasa Bersalah

Yang tak bisa diabaikan adalah atmosfer. Visualnya memukau, detail kota dan pegunungan digarap sangat realistis.

Efek cuaca, ledakan, hingga animasi tentara—semuanya mengukuhkan Battlefield 6 sebagai game paling sinematik di serinya sejauh ini.

Namun tetap saja, itu bukan pengalaman yang membuat jantung melonjak seperti saat pertama kali main Battlefield 3 lebih dari satu dekade lalu.

BACA JUGA:Ini Dia Cara Menemukan Usada Pekora di Game Death Stranding 2 dan Mendapat Item Khususnya

Ada rasa "sudah pernah" yang kental. Tapi mungkin itulah yang diinginkan DICE: stabilitas setelah kegagalan 2042. Menyusun ulang pondasi sebelum melompat lebih jauh.

Saat beta dibuka Agustus nanti, publik akan jadi hakim sejati. Tapi satu hal pasti: Battlefield 6 tak mencoba menjadi revolusioner. Ia ingin dikenang kembali. Dan kadang, itu saja sudah cukup. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: