Tarif Baru Trump Gegerkan Perdagangan Dunia: Kanada Jadi Sasaran, Dunia Cemas Efek Inflasi

BONEKA-BONEKA TRUMP di salah satu perusahaan mainan di Yiwu, provinsi Zhejiang, 11 April 2025. Mainan itu akan diimpor ke AS.-ADEK BERRY-AFP-
Beijing bereaksi keras. “AS merugikan semua pihak dengan proteksionismenya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun. “Tidak ada pemenang dalam perang tarif,” tegas Guo.
BACA JUGA:Trump-Jepang Sepakat, Saham Otomotif Meledak
BACA JUGA:Trump Batal Pecat Ketua Bank Sentral AS, Takut Timbulkan Kekacauan di Pasar Keuangan
Tiongkok belum langsung terdampak dalam gelombang tarif terbaru itu. Mereka punya tenggat sendiri: 12 Agustus. Jika tak tercapai kesepakatan lanjutan, bea masuk ke Negeri Tirai Bambu bisa kembali melonjak ke level tiga digit.
Beberapa negara berhasil menekan eskalasi lewat diplomasi cepat. Vietnam, Jepang, Indonesia, Filipina, Korea Selatan, dan Uni Eropa termasuk di antaranya. Mereka sukses menandatangani kesepakatan bilateral untuk menghindari tarif yang lebih tinggi.
Thailand dan Kamboja bahkan mendapat penyesuaian yang melegakan: dari ancaman awal 36 dan 49 persen, menjadi 19 persen saja.
Inggris, meski awalnya tak masuk dalam daftar target, juga mencapai pakta dagang baru dengan Washington.
Swiss justru kena getah. Tarif produknya naik jadi 39 persen. Sebaliknya, Taiwan dapat angin segar: tarif turun dari 32 persen ke 20 persen. Presiden Taiwan Lai Ching-te mengatakan akan terus menekan agar tarif itu bisa lebih rendah lagi.
KAWAT BAJA yang akan diekspor dari pelabuhan Pyongtaek, Korea Selatan, 31 Juli 2025. Negara itu terkena tarif impor 15 persen dari Amerika Serikat.-SHIN YONG-JU-AFP-
Meksiko, mitra dagang utama AS di kawasan, mendapat penundaan selama 90 hari sebelum tarif dinaikkan dari 25 menjadi 30 persen. Hal itu dicapai setelah pembicaraan antara Trump dan Presiden Claudia Sheinbaum.
Namun, pengecualian tetap berlaku untuk berbagai barang yang diatur dalam pakta dagang Amerika Utara (USMCA). Ini menyisakan ketidakpastian soal nasib produk lainnya. Juga menciptakan celah antara aturan lama dan langkah baru Trump.
Langkah Trump itu juga menghadapi tantangan hukum. Beberapa pengadilan federal menyatakan presiden telah menyalahgunakan kekuatan darurat ekonomi untuk menerapkan tarif secara sepihak. Kamis, Pengadilan Banding AS mulai mendengarkan argumen terkait hal itu.
Sementara itu, pengamat menilai dampak ekonomi belum terlihat sepenuhnya. Meski ada kenaikan penerimaan negara dari bea masuk, inflasi dan efek domino terhadap industri dalam negeri masih harus ditunggu.
BACA JUGA:Telepon Prabowo-Trump Bikin Tarif Impor AS Turun Jadi 19 Persen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: