Tarif Baru Trump Gegerkan Perdagangan Dunia: Kanada Jadi Sasaran, Dunia Cemas Efek Inflasi

Tarif Baru Trump Gegerkan Perdagangan Dunia: Kanada Jadi Sasaran, Dunia Cemas Efek Inflasi

BONEKA-BONEKA TRUMP di salah satu perusahaan mainan di Yiwu, provinsi Zhejiang, 11 April 2025. Mainan itu akan diimpor ke AS.-ADEK BERRY-AFP-

HARIAN DISWAY - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengguncang panggung perdagangan dunia. Lewat perintah eksekutif Kamis, 31 Juli 2025, ia menaikkan tarif impor secara besar-besaran ke hampir 70 negara. Kanada menjadi sasaran paling keras: bea masuk melonjak dari 25 persen menjadi 35 persen.

Langkah itu, menurut Gedung Putih, tak langsung berlaku. Sebagian besar negara diberi tenggat satu pekan untuk menyesuaikan diri. Namun untuk Kanada, tarif mulai berlaku Jumat, 1 Agustus 2025.

“Tanpa tarif, ekonomi kita tidak punya peluang untuk bertahan atau sukses,” ujar Trump dalam pidatonya. Tentu, ia membela kebijakan proteksionisnya.

Kebijakan itu memperluas tarif “resiprokal” yang sebelumnya dikenakan sejak April. Awalnya 10 persen, kini naik hingga maksimal 41 persen tergantung mitra dagang.

BACA JUGA:Trump Beri Waktu Putin 10 Hari untuk Damai dengan Ukraina atau Hadapi Sanksi Baru

BACA JUGA:Tarif Trump Gerus Volkswagen: Kena Pajak Impor, Penjualan di Amerika Utara Anjlok 16 Persen

Barang-barang yang ’’diselundupkan’’ atau di-transship lewat negara ketiga untuk menghindari tarif, juga bakal terkena tambahan bea 40 persen.

Kasus Kanada menunjukkan bahwa tarif tak semata soal neraca dagang. Trump secara eksplisit mengaitkannya dengan kebijakan luar negeri Ottawa. Ia mengecam rencana Perdana Menteri Mark Carney untuk mengakui negara Palestina dalam Sidang Umum PBB September mendatang.

Selain itu, Trump menuding Kanada gagal membantu AS dalam menanggulangi masuknya fentanyl dan narkoba ilegal lain. “Mereka membalas kebijakan kita dan tak kooperatif,” bunyi pernyataan Gedung Putih.

Pemerintah Kanada menyatakan kecewa. “Kami telah meningkatkan pengamanan perbatasan dan memperketat pengawasan fentanyl,” kata Carney.


PELEBURAN TEMBAGA di Canadian Copper Refinery (CCR), Montreal, Canada, 17 Juli 2025. Kanada terkena bea masuk sebesar 35 persen.-ANDREJ IVANOV-AFP-

Kenaikan tarif diproyeksikan memberi pemasukan tambahan dari bea cukai. Tetapi, ekonom memperingatkan dampak jangka pendeknya: inflasi. Harga barang impor akan naik. Dan itu bisa menekan daya beli warga AS. Belum lagi risiko pembalasan dari negara mitra dagang.

“Tak diragukan lagi, perintah eksekutif itu merobek buku aturan perdagangan global yang berlaku sejak Perang Dunia II,” ujar Wendy Cutler, Wakil Presiden Asia Society Policy Institute. 

“Pertanyaannya, apakah negara lain bisa mempertahankannya tanpa AS?” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: