Tarif Trump Gerus Volkswagen: Kena Pajak Impor, Penjualan di Amerika Utara Anjlok 16 Persen

VW PASSAT R dan VW Golf GTI di tempat penyimpanan di Wolfsburg, Jerman, 11 Maret 2025.-RONNY HARTMANN-AFP-
VOLKSWAGEN (VW) harus menelan pil pahit. Produsen mobil asal Jerman itu mengumumkan kerugian sebesar EUR 1,3 miliar (sekitar Rp 23,4 triliun) akibat tarif impor yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sepanjang semester pertama tahun ini.
Imbas dari tarif itu turut menyeret kinerja laba bersih VW yang turun tajam 38,5 persen secara tahunan. Dari EUR 7,28 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi EUR 4,48 miliar (USD 5,26 miliar atau sekitar Rp 84,4 triliun) pada paro pertama 2025.
Selain tarif, penurunan margin akibat meningkatnya penjualan mobil listrik (EV) dan biaya restrukturisasi turut menekan profitabilitas.
"Jika tarif dan biaya restrukturisasi dikeluarkan, kinerja kami sebenarnya masih berada di kisaran atas dari ekspektasi," ujar Chief Financial Officer VW, Arno Antlitz, dalam paparan kinerja yang dikutip Agence France-Presse, Jumat, 25 Juli 2025.
BACA JUGA:Tarif Impor AS Turun hingga 19 Persen, Prabowo Akui Puas Jika 0 Persen
BACA JUGA:Ini Keuntungan dan Dampak Tarif Impor AS Jadi 19 Persen
Namun, ia mengingatkan bahwa tarif kemungkinan besar akan menjadi beban permanen. Sehingga efisiensi biaya harus kembali diperkuat.
VW memulai langkah restrukturisasi besar-besaran sejak akhir tahun lalu. Termasuk kesepakatan dengan serikat pekerja untuk memangkas 35 ribu pekerja di Jerman hingga 2030. Targetnya, menghemat EUR 15 miliar (Rp 281,5 triliun) per tahun.
Grup otomotif yang membawahi sepuluh merek itu – termasuk Audi, Porsche, dan Skoda – juga memangkas proyeksi kinerja setahun penuh. Jika sebelumnya VW memproyeksikan margin laba bersih di kisaran 5,5 hingga 6,5 persen, kini menjadi hanya 4 hingga 5 persen. Perubahan itu bisa berdampak miliaran euro terhadap laba akhir tahun.
Perkiraan itu didasarkan pada dua skenario tarif. Dalam skenario terbaik, tarif AS tetap 10 persen. Tapi bila skenario terburuk terjadi, tarif akan tetap di level 27,5 persen. Tarif tambahan itu mulai diberlakukan Trump sejak April lalu sebagai bagian dari kebijakan proteksionisme manufaktur AS.
VW CADDY dan merek-merek lain siap diberangkatkan untuk ekspor dari pelabuhan Bremerhaven, Jerman, 12 Juni 2025.-FOCKE STRANGMANN-AFP-
Dampaknya terasa nyata. Penjualan unit mobil VW di Amerika Utara pada semester I turun 16 persen secara volume. Padahal secara global, penjualan VW masih tumbuh tipis.
Kondisi serupa juga dialami Stellantis, induk dari merek Jeep, Citroen, dan Fiat. Perusahaan itu melaporkan penurunan penjualan mobil di Amerika Utara sebesar 25 persen pada kuartal II 2025.
Kekhawatiran belum berakhir. Trump telah memberi tenggat hingga 1 Agustus 2025 untuk tercapainya kesepakatan tarif dengan Uni Eropa. Jika tidak, ia mengancam akan menaikkan tarif menjadi 30 persen untuk seluruh mobil impor asal Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: