Kidung Logo HUT Ponorogo, Ajak Masyarakat Tak Lupakan Sejarah

Kang Giri (dua dari kiri) menjelaskan makna logo HUT Ponorogo.-DPD PDIP Jawa Timur-
PONOROGO, HARIAN DISWAY – Ada yang spesial dari Kabupaten Ponorogo yang akan menyambut hari ulang tahun (HUT) ke-529 yang pada 11 Agustus nanti.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko membuat logo baru. Tampilannya ciamik dan sedikit rumit, untuk ukuran logo. Berbentuk halaman buku dengan lembaran yang tersikap di tengahnya.
Di lembaran buku belah tengah itu, ada angka 529. Berwarna putih dengan latar warna hijau tosca, merah, dan salem. "Perpaduan warna-warna itu mempunyai makna," katanya saat launching logo itu di Pendopo Agung, Ponorogo, Jumat, 1 Agustus 2025.
Warna-warna itu menunjukkan makna muda, milenial, bergairah, dan cerah menggambarkan pagi. Sentuhan warna yang mengajak warga ponorogo untuk bersemangat.
BACA JUGA:Pesta Akbar Warga Ponorogo, Ya Grebeg Suro.
BACA JUGA:Grebeg Suro 2025: Festival Reog Ponorogo Meriahkan Tradisi Leluhur
Sementara untuk makna buku, Politisi PDI Perjuangan itu juga menjelaskan alasan dengan arti cukup dalam. Kang Giri, ingin agar masyarakat tak melupakan sejarah Ponorogo. "Artinya, Ponorogo dibangun seperti sedang membaca buku dari lembaran-lembaran yang luar biasa," tuturnya.
Dari lembaran buku itu, Sugiri ingin orang tua memberikan contoh kepada anak-anak. Karena apa yang diperbuat oleh mereka, generasi lama, akan dibaca oleh generasi muda ke depannya.
Sementara untuk konsep Hari Jadi Ponorogo tahun 2025, Sugiri menyebut, memiliki arti "Kidung Aruna Kinanthi”. Kidung berarti ungkapan. Seperti puisi kehidupan yang terdiri dari bait-bait harapan, perjuangan, dan cita-cita.
"Makna kidung, tak hanya dinyanyikan dengan suara, tetapi dengan rasa yang mengalun dari hati masyarakatnya," celetuknya.
BACA JUGA:BRI Dukung Pemulihan dan Pertumbuhan Klaster Susu Mulya Abadi di Ponorogo
BACA JUGA:Bedhol Pusaka 2025: Prosesi Sakral Ponorogo Mengenang Sejarah dengan Arak Pusaka
Sementara aruna berarti fajar. Cahaya pertama yang membelah gelap di kehidupan manusia. Menjadi pertanda awal baru yang penuh harapan. "Dalam kisah pewayangan, Aruna adalah kusir sang surya," ucapnya.
Arjuna memang bukan tokoh utama, namun tanpanya, matahari tak akan sampai ke langit. Seperti seorang pemimpin yang mungkin tak selalu di depan sorotan, tapi setia membawa rakyatnya menuju terang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: