Untung, Sudewo Bukan Orang Malang

Untung, Sudewo Bukan Orang Malang

ilustrasi Gusti--


Noor Arief Prasetyo--

DI media sosial belakangan ini viral tentang seseorang bernama Sudewo. Sudewo nama Jawa. Dalam bahasa Jawa, su berarti indah, bagus, atau baik. Lalu, dewo adalah dewa. Arti nama itu adalah dewa yang indah. Sudewo yang sedang viral itu bukan orang Malang.

Sudewo lahir di Pati, Jawa Tengah, pada 11 Oktober 1968. Ia adalah politikus Indonesia yang kini menjabat bupati Pati, Jawa Tengah. Itu bukan karier pertamanya di bidang politik. Ia pernah menjabat anggota DPR RI dua periode, tetapi berjeda. 

Periode pertama DPR RI 2009–2013 dari Partai Demokrat. Lalu, menjadi anggota legislatif lagi 2019–2024. Namun, sudah berganti partai. Di periode itu, ia berangkat dari Partai Gerindra dan mewakili daerah pemilihan Jawa Tengah III. Meliputi Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, dan Kabupaten Pati. 

Sudewo tidak hanya matang di dunia politik. Di dunia birokrasi pun, Sudewo matang. Ia adalah honorer hingga diangkat menjadi pegawai negeri sipil di departemen pekerjaan umum (DPU). Disadur dari Wikipedia, karier terakhir Sudewo di birokrasi tercatat sebagai PNS di DPU Kabupaten Karanganyar (1999–2006).

BACA JUGA:Ribuan Ojol Akan Aksi Demo di Depan Istana Besok, Tuntut Keadilan Tarif

BACA JUGA:Ini Isi Tuntutan Aksi Demo Driver Ojol Hari Ini di Kemenaker

Sudewo juga disebutkan menekuni dunia usaha sebagai wiraswasta selama tiga tahun. Setelah lepas dari DPU. Tercatat Sudewo menjadi wiraswasta sejak 2006 hingga 2009.

Pendidikan Sudewo juga bukan kaleng-kaleng. Ia adalah lulusan S-2 Teknik Pembangunan Universitas Diponegoro. Ia lulus tahun 2001.

Dengan pengalaman seabrek dan semulti itu, Sudewo pun mencalonkan diri sebagai bupati Pati dalam Pilkada 2024. Hasilnya, ia yang berpasangan dengan Risma Ardhi Chandra itu pun meraih simpati rakyat. Terlebih, sosok partai berlambang kepala garuda yang mengusungnya juga sedang naik daun secara nasional. Bersamaan dengan melejitnya citra paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Dalam sesi kampanye saat itu, Sudewo mengatakan mengandalkan penghasilan asli daerah (PAD) dari pajak dan retribusi adalah tindakan tidak bijak. Itu memberatkan rakyat. Janji politik tersebut memikat hati rakyat Kabupaten Pati. 

BACA JUGA:Bupati Pati Batalkan Kenaikan PBB 250 Persen

BACA JUGA:Turnamen Sepakbola Kades se-Jatim Digelar di Pasuruan, Ini Pesan Bupati Rusdi!

Dari tiga paslon yang bersaing, Sudewo-Chandra mendapat suara terbanyak. Memperoleh 419.684 suara atau 53,54 persen. Disusul Wahyu-Suharyono dengan 335.318 suara atau 42,77 persen serta Budiyono dan Novi Eko Yulianto 28.946 suara atau 3,69 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: