Motif Pembunuhan ASN BPS Halmahera Timur: Pejudol Bayar Mahal

Motif Pembunuhan ASN BPS Halmahera Timur: Pejudol Bayar Mahal

ILUSTRASI Motif Pembunuhan ASN BPS Halmahera Timur: Pejudol Bayar Mahal.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Loot box adalah wadah digital yang dapat dibeli pemain. Kotak tersebut berisi skin atau senjata khusus yang meningkatkan penampilan karakter atau memberi pemain gim keunggulan kompetitif.

Sauer kemudian bekerja sama dengan rekannya, psikolog Aaron Drummond, dari Massey University, Selandia Baru, meneliti loot box.

Diurai, loot box merupakan risiko finansial dengan imbalan yang tidak pasti. Otoritas Belgia memutuskan, itu perjudian. Dan dilarang.

Sauer: ”Loot box memanfaatkan prinsip psikologis yang menarik orang ke mesin slot. Loot box mungkin memberikan imbalan besar kepada pemain, tetapi imbalan datang secara acak.” 

Hasil riset psikologi, loot box mengeksploitasi distorsi kognitif yang membuat pemain memandang setiap kekalahan sebagai satu langkah lebih dekat menuju kemenangan. Sebab itu,  para pemain jadi kecanduan meski kalah.

Sauer: ”Hewan menunjukkan pola yang sama dengan distorsi kognitif itu. Mereka merasa yakin bahwa imbalannya akan datang, tetapi mereka tidak tahu kapan. Jadi, mereka terus mengulangi perilaku tersebut walaupun lebih banyak kalah daripada menang.” 

Akhirnya: ”Pemain terus melakukannya, bahkan ketika imbalan makin jarang, dan bahkan imbalan berhenti sama sekali.”

Hasil riset Sauer dan Drummond cocok dengan riset lainnya.

Dikutip dari BBC, 12 Juli 2016, berjudul Why gamblers get high even when they lose, diungkapkan demikian:

Anda mungkin berpikir judi hanya soal menang. Namun, berbagai studi menunjukkan bahwa kenyataannya tidak sesederhana itu. Mengapa para pejudi, bahkan yang kalah sekalipun, tetap bersemangat?

Tak ada orang suka kalah, bahkan pejudi patologis sekalipun. Namun, mereka tetap saja bertaruh. Pertanyaannya, jika bandar selalu menang, mengapa harus bertaruh lagi? 

Orang-orang kecanduan judi sering melaporkan, meskipun mereka terus-menerus kalah, keseruannya terus membawa mereka kembali ke meja kartu atau mesin slot.

Seorang pria mantan pecandu judol (tidak disebut identitas) kepada Scientific American mengatakan:

”Saya ingin berjudi sepanjang waktu. Saya menyukainya. Saya menyukai sensasi yang saya rasakan.”

Orang lainnya, pria eksekutif Wall Street, mengaku telah menipu keluarga, teman, dan orang lain sebesar USD 100 juta untuk memenuhi kebiasaannya berjudol. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: