Motif Pembunuhan ASN BPS Halmahera Timur: Pejudol Bayar Mahal

ILUSTRASI Motif Pembunuhan ASN BPS Halmahera Timur: Pejudol Bayar Mahal.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
”Itu cara saya mendapatkan uang guna memenuhi kecanduan judi,” ujarnya.
Jika akhirnya seseorang kehilangan uang, mungkin kehilangan pekerjaan, atau rumah, akibat dari kecanduannya, bagaimana mungkin kenikmatan sebesar itu dapat melebihi pengorbanannya?
Mark Griffiths, psikolog dari Nottingham Trent University, Inggris, yang berspesialisasi dalam kecanduan perilaku, menunjukkan bahwa para pejudi memiliki beragam motivasi untuk kebiasaan mereka.
”Bahkan, ketika Anda kalah berjudi, tubuh Anda masih memproduksi adrenalin dan endorfin,” katanya.
Dalam survei terhadap 5.500 pejudi di Inggris, prospek peluang menang besar merupakan faktor terkuat. Namun, faktor tersebut diikuti faktor ”karena menyenangkan” dan ”karena mengasyikkan”.
Griffiths: ”Bahkan, ketika Anda kalah berjudi, tubuh Anda masih memproduksi adrenalin dan endorfin. Itu terasa mengasyikkan. Orang-orang sedang membeli hiburan.”
Jika begitu, sulit menghilangkan kecanduan judol. Apa pun ditempuh demi memenuhi kecanduan itu, termasuk berutang, merampok, atau membunuh.
Di kasus Hanafi, kecanduannya harus dibayar. Ia baru sepekan menikah, lalu menyerahkan diri kepada polisi sebagai pelaku pembunuhan berencana. Ia terancam hukuman mati. Harga yang sangat mahal. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: