Israel Relokasi Paksa Warga Gaza ke Bagian Selatan Demi Alasan 'Kemananan'

Israel Relokasi Paksa Warga Gaza ke Bagian Selatan Demi Alasan 'Kemananan'

Keluarga warga Palestina yang meninggal dalam serangan Drone Israel di Rumah Sakit al-Ahli pada Minggu, 17 Agustus 2025.--Al Jazeera

HARIAN DISWAY - Militer Israel (IDF) menyediakan tenda dan perlengkapan tempat tinggal darurat untuk relokasi warga Gaza mulai Minggu, 17 Agustus 2025.

Sebelumnya, Israel mengumumkan akan melakukan pendudukan penuh Jalur Gaza. Mereka melakukan ini untuk menghancurkan tempat persembunyian Hamas.

BACA JUGA:IDF Akhirnya Setuju Rencana Perang untuk Kuasai Gaza Secara Total

Akan tetapi, warga sipil masih berada di wilayah tersebut sehingga Israel memberikan perintah relokasi paksa demi “keamanan” warga Gaza.

“Sebagai persiapan untuk memindahkan penduduk dari zona perang ke Jalur Gaza selatan, kami akan menyediakan tenda dan perlengkapan tempat tinggal,” tutur militer Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan akan merelokasi warga Gaza ke tempat yang ia sebut sebagai “zona aman” sebelum meluncurkan operasi militer.

BACA JUGA:Netanyahu Paparkan 5 Syarat Untuk Akhiri Perang Gaza

PBB dan beberapa organisasi kemanusiaan internasional akan mengirimkan tenda serta perlengkapan lainnya melalui perbatasan Kerem Shalom di Gaza selatan. 

Sebelum bantuan tersebut tersalurkan, personil kementerian pertahanan Israel akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

BACA JUGA:Warga Gaza Semakin Terjepit, 11 Orang Tewas Saat Al Zaytun Dibombardir Israel

Juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyatakan keprihatinannya atas relokasi warga Gaza. Juru bicara tersebut juga mengatakan bahwa langkah Israel hanya akan menambah penderitaan warga setempat. 

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan bahwa mereka masih dalam tahap merencanakan detail operasi militer. Akan tetapi, pada Kamis lalu 11 warga telah tewas di kawasan Al-Zaytun (Gaza) akibat pengeboman Israel. (*)

*) Mahasiswa magang prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reuters