Peran Unair Mengisi Kemerdekaan

Peran Unair Mengisi Kemerdekaan

PARA mahasiswa internasional Universitas Airlangga (Unair) mengikuti upacara bendera HUT Ke-80 Kemerdekaan Indonesia. -Humas Unair-

Visi itu bukan hanya tentang peringkat global, melainkan juga tentang bagaimana kita menciptakan nilai tambah ekonomi dan sosial yang nyata. Kita tidak hanya ingin mencetak lulusan yang cerdas, tetapi juga entrepreneur yang mampu menciptakan lapangan kerja, innovator yang solutif, dan pemimpin yang berdampak. 

Melalui riset yang dapat dihilirisasi, kita dapat menciptakan produk-produk inovatif yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui program kewirausahaan, kita membekali mahasiswa untuk menjadi pencipta pekerjaan, bukan sekadar pencari pekerjaan. Itulah kontribusi konkret kita dalam mewujudkan ”Rakyat Sejahtera”.

Terakhir, ”Indonesia Maju” menggambarkan cita-cita bersama kita untuk menjadi negara maju. Cita-cita itu dicapai dengan meningkatkan daya saing global, pembangunan infrastruktur, dan tercapainya visi ”Indonesia Emas”. Universitas Airlangga memiliki peran krusial di sini. 

Kita harus terus berupaya meningkatkan reputasi dan kontribusi di kancah internasional, menghasilkan riset-riset yang diakui dunia, dan mencetak lulusan yang mampu bersaing global. Kita harus menjadi agen perubahan yang mendorong kemajuan bangsa dari berbagai sektor.

Ketika menutup sambutannya, Prof Madyan menggarisbawahi bahwa semangat Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju adalah sebuah panggilan bagi kita semua. Panggilan untuk meneruskan perjuangan para pahlawan kita. 

Mereka telah berjuang untuk merebut kemerdekaan, dan tugas kita sekarang adalah mengisinya dengan karya nyata. Jadikan kampus Universitas Airlangga sebagai pusat kolaborasi, tempat lahirnya inovasi yang menyejahterakan rakyat, dan wadah bagi para pemimpin masa depan yang akan membawa Indonesia ke puncak kejayaan.

”Mari, kita jadikan peringatan kemerdekaan ke-80 ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen kita. Teruslah berkolaborasi, teruslah berinovasi, dan teruslah berkarya untuk bangsa.” Demikian ajakan Prof Madyan di akhir pidatonya.

PRINGGODIGDO: REKTOR PERTAMA UNAIR

Di akhir upacara bendera, Prof Madyan menawarkan hadiah khusus berupa empat sepeda bagi peserta upacara. Syaratnya, mereka harus mampu menjawab pertanyaan yang diajukan rektor. 

Pertanyaan yang dilontarkan Prof Madyan adalah siapa rektor pertama Universitas Airlangga (Unair) dan apa jabatan yang pernah beliau emban di awal pemerintahan Indonesia.

Prof Madyan sengaja mengenalkan mahasiswa kepada Prof. Mr. Abdoel Gaffar Pringgodigdo yang merupakan rektor pertama Unair dari tahun 1954 hingga 1961. 

Sebelum menjadi rektor, Pringgodigdo adalah sarjana hukum lulusan Rijks Universiteit, Leiden, Belanda, dan pernah menjabat menteri kehakiman RI di Yogyakarta. 

Rektor pertama Unair itu memiliki peran yang signifikan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. Fakta itulah yang ingin diperlihatkan Prof Madyan agar para mahasiswa tahu bahwa pimpinan Unair memiliki kontribusi yang nyata dalam kemerdekaan RI.  

Sekarang tugas kita semua sebagai generasi penerus adalah mengisi kemerdekaan dengan langkah-langkah nyata dan bermanfaat. (*)

*) Soetojo adalah dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Ilmu Alam, Universitas Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: