Kesaksian Hamka atas A.R. Baswedan: Sejarah yang Tercecer

Kesaksian Hamka atas A.R. Baswedan: Sejarah yang Tercecer

ILUSTRASI Kesaksian Hamka atas A.R. Baswedan: Sejarah yang Tercecer.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

SURAT Buya Hamka untuk sahabatnya, A.R. Baswedan, pendiri Partai Arab Indonesia (PAI), ini ditulisnya pada 21 November 1974. Berkisah tahun 1930-an.

Surat kesaksian Hamka atas nasionalisme sahabatnya, A.R. Baswedan. Lebih pada apresiasi atas idealisme menanamkan cita-cita baru di kalangan peranakan Arab. 

Menanamkan nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia agar kaum peranakan nanti tidak terisolasi oleh sikapnya sendiri. Sikap yang dipengaruhi kolonialis Belanda, yang memosisikan keturunan Arab, Tiongkok, dan India di atas kaum pribumi.

Itulah penyebab A.R. Baswedan berontak meluruskan pandangan keliru. Hamka menggambarkan sikap sahabatnya itu dalam ungkapan surat cukup panjangnya:

BACA JUGA:Panggilan Jihad Hamka

BACA JUGA:Film Buya Hamka di Mata Pemerannya: Vino G Bastian dan Laudya Cynthia Bella

Engkau berontak melawan isolasi itu. Engkau ingatkan kepada anak Arab Indonesia, bahwa kalau ini dibiarkan berlarut-larut, hidup peranakan akan sama dengan nasib kiambang urat tak sampai ke bawah, pucuk tak sampai ke atas. Engkau bangkitkan ingatan mereka pada kenyataan, kepada realitas!

Surat yang dibuat itu lebih pada refleksi ingatan saat melihat A.R. Baswedan muncul di sampul majalah Panjimas Nomor 163. 

Karena itu, Hamka tergelitik untuk menulis surat kepada sahabatnya. Surat kesaksian sekaligus pengakuan atas cinta A.R. Baswedan terhadap tanah air Indonesia. Surat itu dibubuhi judul Saudaraku AR Baswedan, Taman Yuwana 19 Jogja.

BACA JUGA:Sinopsis Film Buya Hamka Tayang Perdana 20 April 2023, Biaya Make Up Tembus Rp 3 Miliar

BACA JUGA:A.R. Baswedan dan Keindonesiaan Kita

Hamka adalah ulama besar sekaligus sastrawan andal. Dalam suratnya, tak ketinggalan bubuhan sentuhan narasi sastrawinya:

Itulah kesanku ketika menikmati Panjimas No. 163 yang laksana goreng pisang dalam kuali, diangkat satu dan dihidangkan langsung kepada sebelum yang lain ditarok dalam piring, untuk dihidangkan kepada umum.

A.R. Baswedan –kakek Gubernur DKI Jakarta 2019–2024 Anies Baswedan– itu punya jejak sejarah yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Menjadi pantas jika lalu negara memberinya gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2018. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: