Dari Pena ke Postingan: Nasionalisme dalam Bayang-Bayang Simulasi

Dari Pena ke Postingan: Nasionalisme dalam Bayang-Bayang Simulasi

ILUSTRASI Dari Pena ke Postingan: Nasionalisme dalam Bayang-Bayang Simulasi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Jika koneksi terputus, yang tersisa hanyalah ”Indonesia” versi timeline, sementara Indonesia nyata tertinggal di belakang.

Transisi dari pena ke postingan mencerminkan pergeseran dari refleksi yang mendalam menuju kecepatan yang instan, dari wacana kritis ke representasi simbolis. 

Bung Karno menulis Indonesia Menggugat dengan gagasan mendalam yang lahir dari proses perenungan panjang. Kini nasionalisme cukup diwakili emoji bendera atau tombol ”share”. Simbol-simbol kebangsaan diperlakukan seperti komoditas gaya hidup.

Perjalanan dari pena ke postingan adalah kisah perubahan wajah nasionalisme: dari ruang reflektif yang dibangun dengan kata ke lautan simbol yang mengalir tanpa henti di layar. 

Tugas kita adalah menjembatani keduanya, memastikan setiap tanda punya pijakan pada kenyataan. Sebab, tujuan akhirnya tetap sama. Yakni, mewujudkan Indonesia yang hidup dan nyata, bukan sekadar Indonesia maya. 

Bahaya terbesar bukanlah hilangnya realitas, melainkan hilangnya kesadaran bahwa realitas itu telah hilang. (*)

*) Yusuf Ernawan adalah dosen antropologi, FISIP, Unair.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: