Sinopsis Grave of the Fireflies, Film Perang Paling Menyedihkan Kembali Hadir Mulai 29 Agustus 2025

HARIAN DISWAY - Studio Ghibli menyentuh nurani penonton lewat penayangan ulang salah satu karya klasiknya yang paling mengguncang perasaan. Yakni Grave of the Fireflies (Hotaru no Haka).

Kali pertama kali dirilis pada 1988, film itu sejak lama disebut-sebut sebagai salah satu animasi paling tragis sepanjang masa.

Kini, versi remaster-nya kembali menghiasi layar lebar mulai Jumat, 29 Agustus 2025 di berbagai jaringan bioskop Indonesia. Grave of the Fireflies menghadirkan kembali sebuah kisah tentang cinta, kehilangan, dan pahitnya perang.

Berbeda dengan kebanyakan film Ghibli yang identik dengan dunia penuh imajinasi dan kehangatan, film besutan Isao Takahata tersebut menghadirkan wajah yang jauh lebih kelam.

BACA JUGA:Ghibli dari Mesin: AI, Seni, dan Dilema Orisinalitas

BACA JUGA:9 Destinasi Libur Akhir Tahun di Singapura, Manjakan Fans Ghibli Hingga Wicked

Isao Takahata, yang juga menulis skenarionya, memilih mengangkat kenyataan pahit masa Perang Dunia II dari sudut pandang yang jarang tersorot. Yakni anak-anak.

Seita dan Setsuko, kakak beradik yang berjuang bertahan hidup di tengah kehancuran Jepang pasca Perang Dunia II.--imdb.com

Tak hanya menampilkan kerusakan fisik akibat perang, Grave of the Fireflies juga membedah luka psikologis, rasa sepi, dan rapuhnya harapan yang tergerus dalam situasi penuh ketidakpastian.

Bagi Anda yang belum pernah menontonnya, ini adalah momentum yang tepat untuk menyaksikan salah satu karya animasi terbaik abad ini. Dan bagi yang sudah nonton di OTT, menikmatinya kembali di layar lebar bakal menghadirkan sensasi yang lebih dahsyat.

Tapi sebelumnya, simak dulu sinopsis Grave of the Fireflies berikut ini.

BACA JUGA:Anime Cyberpunk: Edgerunners 2 Resmi Diumumkan, 10 Episode Baru Tanpa David Martinez

BACA JUGA:Griffith, Anime Elang Putih yang Menjadi Iblis

Sinopsis Grave of the Fireflies

Cerita ini berfokus pada Seita, seorang remaja laki-laki, dan adiknya yang masih kecil, Setsuko. Mereka tumbuh di Jepang pada masa akhir Perang Dunia II, pada 1945.

Sumber: berbagai sumber