Oei Hiem Hwie, Penyelamat Bumi Manusia Berpulang di Usia 87 Tahun

Oei Hiem Hwie, Penyelamat Bumi Manusia Berpulang di Usia 87 Tahun

Oei Hiem Hwie telah berpulang pada 3 September 2025 dalam usia 87 tahun. Ia meninggalkan warisan abadi dalam dunia sejarah dan literasi.-Rizal Hanafi-HARIAN DISWAY


Oei Hiem Hwie yang dikenal sebagai pejuang dan penggerak literasi.-Rizal Hanafi-HARIAN DISWAY

Poo An memberi syarat pada Oei agar menyelesaikan pendidikan dulu di Akademi Pro Patria, Yogyakarta. Setelah lulus, barulah ia boleh bergabung dengan surat kabar Trompet Masjarakat di Surabaya. Saat resmi menjadi wartawan, tugas pertamanya adalah mewawancarai Presiden Soekarno!

Di Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, Oei mewawancarai Bung Karno. Karena terkesan dengan Oei, Bung Karno malah mengajaknya untuk wawancara khusus di Istana Negara.

BACA JUGA:Jimmy Carter, Warisan Perdamaian dan Hubungan Diplomatik

Bahkan saat itu Bung Besar memberikannya jam tangan. Benda itu masih tersimpan hingga kini di Perpustakaan Medayu Agung.

Pertemuan terakhirnya dengan Bung Karno terjadi pada 29 Oktober 1965. Sehari sebelum ontran-ontran Gerakan 30 September.

Kejadian kelam itu membuatnya berkeliling dari penjara ke penjara. Karena Oei dianggap pernah aktif di Baperki dan Trompet Masjarakat, surat kabar yang berhaluan Soekarnois.

BACA JUGA:Kang Gobang Meninggal Tanpa Sakit, Hanya Sempat Batuk-Batuk dan Kedinginan

Di Malang, aparat masuk ke rumahnya. Menahan Oei dan menyita semua buku-buku dan dokumen miliknya.


Oei Hiem Hwie dengan foto Bung Karno, tokoh yang pernah diwawancarainya saat menjadi wartawan Terompet Masjarakat.-Rizal Hanafi-HARIAN DISWAY

Karena jumlahnya terlalu banyak, mereka harus datang berkali-kali. Namun, adik Oei berinisiatif untuk menyimpan sebagian besar buku dan dokumen di plafon. 

Jika tak ada upaya penyelamatan dari adiknya itu, maka mungkin Perpustakaan Medayu Agung tak akan berdiri. Dokumen dan buku-buku dalam perpustakaan tersebut sebagian besar berasal dari koleksinya yang selamat.

BACA JUGA:Ki Warseno Slenk, Dalang Senior dan Doktor Pendidikan, Berpulang dalam Usia 59 Tahun

Oei dipenjara pertama kali di Kamp Gapsin, Lowokwaru. Hingga ia harus menjalani masa tahanan sebagai pekerja di Pulau Buru. Saat menjalani masa tahanan itulah ia bertemu sastrawan Pramoedya Ananta Toer untuk pertama kali. 

Ia membantu Pram mencarikan kertas semen untuk menulis. Kemudian menyimpan tulisan-tulisan Pram dengan disematkan dalam rongga bagian tengah semen cor. Benda itu disamarkan sebagai penutup septictank. Sehingga tak satu pun petugas yang curiga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: