Oei Hiem Hwie, Penyelamat Bumi Manusia Berpulang di Usia 87 Tahun

Oei Hiem Hwie telah berpulang pada 3 September 2025 dalam usia 87 tahun. Ia meninggalkan warisan abadi dalam dunia sejarah dan literasi.-Rizal Hanafi-HARIAN DISWAY
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Jika saja Oei Hiem Hwie tak menyelamatkan naskah Pramoedya Ananta Toer, maka kita tak pernah tahu tetralogi dahsyat Bumi Manusia. Kini, sosoknya telah berpulang pada 3 September 2025.
Kabar itu dikonfirmasi oleh putranya, Adi Sandika. "Benar. Pak Oei Hiem Hwie meninggal dunia siang tadi, Pk 9.45 WIB," katanya.
Mengenang sosoknya, saya masih ingat pada 2021. Saat itu, saya berkesempatan mewawancarai beliau di Perpustakaan Medayu Agung di jalan Medayu Selatan gang IV no.22-24, Surabaya. Saya melihat sosok Oei sebagai pribadi yang tegas sekaligus humoris.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Pendiri Perpustakaan Medayu Agung Oei Hiem Hwie: 留取丹心照汗青
Saat pertama kali bertemu, ia memulai pembicaraan dengan candaan, “Ini nanti difoto juga, ta? Dandanono fotoe yo cek aku ketok enom titik (Perbaiki fotonya, ya, biar saya kelihatan sedikit lebih muda, Red).”
Oei Hiem Hwie semasa hidup saat ditemui di Perpustakaan Medayu Agung, Surabaya, pada 2021.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY
Itulah sosok Oei. Ia ramah pada siapa saja. Terbuka. Tak segan untuk bercerita panjang-lebar tentang kisah panjangnya.
Sosoknya yang penuh canda itu seakan kontras dengan masa lalunya yang keras. Sama sekali tak terlihat seperti pria yang pernah menghabiskan 13 tahun masa tahanan.
BACA JUGA:Mengenang Acil Bimbo, Musik, Spirit Kehidupan, dan Warisan Abadi
Ia merupakan pria asli Malang. Tepatnya dari desa Lowokwaru. Tanah kelahiran sekaligus tanah yang kelak memenjarakannya. Ia adalah anak seorang pedagang yang berkeinginan kuat menjadi jurnalis.
Meski sempat ditolak kedua orang tuanya, ia tetap kukuh. “Jadi jurnalis itu bisa keliling, menulis, dan bertemu banyak orang. Betul-betul dihormati karena kerja keras dalam mencari informasi. Kalau jurnalis sekarang enak. Kalau enggak tahu tinggal buka google,” ujarnya ketika itu.
Kegemaran Oei terhadap profesi jurnalis semakin menguat. Terlebih tetangga depan rumahnya yang bernama Na Hong Siong adalah jurnalis surat kabar Trompet Masjarakat. Ia kerap memberikan tulisan-tulisannya pada tetangganya itu. Meminta untuk dikoreksi.
BACA JUGA:Titiek Puspa, Personel Lensois Terakhir itu Telah Berpulang
Dengan kata lain, Na Hong Siong adalah guru pertamanya dalam jurnalistik. Tak disangka, Na Hong Siong memberikan tulisan-tulisan itu kepada Goei Poo An, pimpinan Trompet Masjarakat. Poo An tertarik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: