Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (12): Robot, Whoosh, dan Labubu di Tianjin
ROBOT HUMANOID menyambut jurnalis yang mengunjungi Luban Workshop, Sabtu, 31 Agustus 2025.-Doan Widhiandono-
Sebagai etalase kemajuan teknologi di Tianjin, tentu nama Luban Workshop tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Dan tempat itulah yang dikunjungi para jurnalis peliput KTT Shanghai Cooperation Organization (SCO), Sabtu, 31 Agustus 2025.
LUBAN Workshop Construction Experience Museum (sebut saja: Museum Luban Workshop) ada di dalam kompleks Tianjin Light Industry Vocational Technical College. Letaknya di dekat Laut Bohai, di sisi timur Tiongkok.
Kompleks kampus itu mencapai 190 ribu meter persegi. Jumlah mahasiswanya: 8.500 orang.
Jurusannya ada enam. Yakni, perancangan digital dan industri maju, otomatisasi peralatan cerdas, energi terbarukan dan teknologi hemat energi, teknologi pintar dan informasi, serta desain produk kreatif dan promosi-manajemen layanan modern. Selain itu, ada juga 32 jurusan vokasi plus dua jurusan D-1.
Nah, Museum Luban Workshop bukan sekadar tempat pameran. Ia adalah etalase resmi program vokasi global Tiongkok. Yang memang disebut sebagai nama Luban Workshop.
Karena itu, di dalamnya ada berbagai bentuk kemajuan teknologi yang berhasil dicapai oleh institusi itu. Misalnya, robot berkaki empat. Wujudnya seperti anjing kecil. Ia bisa bergerak lincah, menunduk, bahkan menoleh mengikuti arah orang berjalan.
Robot anjing itu akhirnya dikembangkan oleh Deep Robotics, perusahaan yang bermarkas di Hangzhou, Provinsi Zhejiang. Namanya Lite3. Dan ia bukan hanya untuk lucu-lucuan. Robot berkaki empat itu bisa dimanfaatkan untuk operasi penyelamatan korban bencana, pencarian barang berbahaya, dan sebagainya.
Di sisi lain berdiri robot humanoid yang melambaikan tangan. Seorang staf museum mengontrol gerakannya. Ada pula robot humanoid kecil yang berjoget di lantai. Gerakannya cepat, imut, dan mengundang tawa pengunjung.
ROBOT ANJING yang dikembangkan oleh Deep Robotics ini bisa digunakan untuk berbagai operasi penyelamatan.-Doan Widhiandono-
Salah satu yang menarik perhatian adalah simulator kokpit kereta cepat. Pengunjung bisa duduk di kursi masinis, lengkap dengan panel kontrol, layar panorama, dan sistem kendali. Mereka bisa menjajal ngebut sampai 350 kilometer per jam. Dengan cara menggeser tuas di tangan kanan ke depan. Bisa mencoba mengerem dengan menggeser tuas tangan kiri. Ke depan juga.
Cara mengemudinya simpel. Dan teknologi serupa juga dipakai dalam kereta cepat Jakarta–Bandung (Whoosh).
Di bagian lain, perhatian pengunjung tertuju pada printer 3D. Mesin itu tidak hanya mencetak prototipe plastik, tetapi juga bisa mengolah metal dan material khusus. Ada sandal, sepatu, hingga komponen industri yang lahir dari mesin ini. Institusi itu menekankan bahwa inilah wajah baru otomatisasi lini produksi: cepat, presisi, dan fleksibel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: