Meski Dibangun Ulang, Nilai Sejarah Grahadi Tetap Berkurang

Meski Dibangun Ulang, Nilai Sejarah Grahadi Tetap Berkurang

Pekerja Menutup Bangunan Gedung Grahadi Yang Terbakar -Edi Susilo Disway -

SURABAYA, HARIAN DISWAY- BAU apak masih menyeruak di gedung barat Grahadi, Rabu sore, 3 September 2025. Tiang kayu penyangga atap tampak berserakan di lantai yang penuh tumpukan jegala. 

Lonjoran kayu jati peninggalan Belanda yang dikenal kuat itu, nyatanya tak sanggup bertahan dari jilatan api. Yang berkobar hebat, membakar gedung Grahadi, Sabtu malam pekan lalu. 

”Sementara ini masih kita tutup bagian luar,” kata Bagus, pekerja konstruksi kepada Harian Disway. Pagar setinggi lima meteran itu dipasang menutupi seluruh area gedung yang memiliki panjang sekitar 76 meter itu. 

”Pagar ini sekaligus sebagai pelindung agar apa yang ada di dalam gedung tak hilang dan berpindah,” katanya. Sebab, revitalisasi gedung berusia ratusan tahun itu nantinya akan dilakukan secara hati-hati. Termasuk menggunakan kembali barang asli yang masih bisa dipakai. 

BACA JUGA:Ahli Konservasi PCU Beri Rekomendasi Restorasi Grahadi Usai Dibakar Oknum Massa

BACA JUGA:Khofifah Sapa Warga Usai Gedung Grahadi Terbakar, Ajak Jaga Kondusivitas dan Tak Terprovokasi

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, saat ini proses pembangunan ulang gedung Grahadi sedang terus dirapatkan. Sudah ada delapan stakeholder yang terlibat dalam rencana revalitalisasi itu. 

”Kamu telah melibatkan sejarawan, tim pakar, dan tim cagar budaya,” katanyi, Selasa, 2 September. Pelatihan para pakar dan ahli itu bertujuan agar proses renovasi gedung bisa segera cepat dilaksanakan. 

Rapat detail plan renovasi bangunan gedung saat ini sedang dibahas. Kementerian PUPR telah menawarkan support budget untuk merenovasi Grahadi. Namun, di luar itu, Khofifah tetap merasa sedih melihat bangunan cagar budaya itu hangus terbakar. 

”Kayu-kayu itu dari jaman Belanda. Harusnya besar- besar dengan usia ratusan tahun,” katanyi. Meski, Pemprov nanti bisa mengganti kayu dengan kualitas serupa, namun dari sisi sejarah, nilainya akan tetap berbeda. 

BACA JUGA:Setelah Grahadi, Polsek Tegalsari Surabaya juga Ludes Dibakar Massa

BACA JUGA:Kronologi Gedung Grahadi Dibakar dan Dijarah Massa, Diawali dengan Tembakan Kembang Api

Di singgung soal nilai kerugian atas kerusakan gedung Grahadi itu, Khofifah bertanya balik. ”Bagaimana menghitung nilai sejarahnya?,”. 

Khofifah menyakini, perusak atau pembakar gedung Grahadi bukanlah warga Jawa Timur. Sebab, tak memiliki rasa kepedulian atas bangunan bernilai historis tinggi itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: