Xi dan Putin Ketahuan Ngobrol Soal Cara Hidup Abadi

Presiden China Xi Jinping bersama Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri parade militer di Beijing.--Reuters
HARIAN DISWAY - Sebuah rekaman tanpa sengaja (hot mic) menangkap percakapan tak terduga antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat keduanya menghadiri parade militer besar di Beijing awal pekan ini.
Dalam obrolan singkat yang terekam oleh kamera dan siaran langsung, keduanya membahas transplantasi organ, bioteknologi, serta kemungkinan manusia hidup hingga 150 tahun, bahkan menuju keabadian.
Rekaman menunjukkan Xi, Putin, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjalan bersama di karpet merah menuju podium di Lapangan Tiananmen. Adegan itu dipandang sebagai unjuk kekuatan politik sekaligus tantangan simbolis terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Dalam percakapan berbahasa Mandarin, Xi menyebut usia 70 tahun, mengutip puisi dari Dinasti Tang yang mengatakan bahwa pada masa lalu, orang yang hidup lebih dari 70 dianggap langka. Menurut Xi, kini usia itu bahkan dianggap masih muda.
BACA JUGA:Kim Jong Un Tiba di Beijing, Naik Kereta bersama Putrinya
Putin lalu berbicara sambil menggerakkan tangannya. Suaranya tidak terdengar jelas dalam rekaman, namun penerjemah Cina yang mendampingi mereka mengatakan “Dengan perkembangan bioteknologi, organ manusia dapat terus ditransplantasikan, orang bisa menjadi lebih muda seiring bertambahnya usia, bahkan mungkin mencapai keabadian.”
Xi menanggapi dengan menambahkan bahwa ada prediksi, di abad ini, manusia mungkin dapat hidup hingga 150 tahun.
Dalam konferensi pers sehari setelah parade, Putin membenarkan bahwa perbincangan itu memang terjadi. Ia mengatakan bahwa teknologi modern, baik peningkatan kesehatan maupun tindakan medis termasuk penggantian organ, memberi harapan bahwa kehidupan aktif manusia akan berlangsung lebih lama dibandingkan hari ini.
BACA JUGA:Prabowo Batalkan Kunjungan ke China, Fokus Pantau Situasi Dalam Negeri
Parade di Beijing yang dihadiri lebih dari dua lusin pemimpin negara non-Barat juga menjadi ajang penandatanganan lebih dari 20 kesepakatan bilateral, mencakup energi, kecerdasan buatan, hingga rencana pembangunan jalur pipa gas. Dalam pidato resminya, Xi menegaskan dunia harus memilih “perdamaian atau perang,” sembari memamerkan persenjataan baru seperti rudal hipersonik dan drone bawah laut.
Baik pemerintah China maupun Rusia belum memberi komentar lebih lanjut terkait isi percakapan itu. Namun, rekaman singkat ini langsung memicu reaksi global. Perbincangan tentang “hidup abadi” dari dua pemimpin itu menimbulkan perdebatan mengenai masa depan bioteknologi, etika transplantasi organ, serta ambisi politik di baliknya.(*)
*)Mahasiswa Magang Prodi English for Business and Professional Communication Politeknik Negeri Malang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: