Reset Indonesia, Saatnya Pariwasata Bangkit Lebih Kuat

Ilustrasi pariwisata Borobudur-Kemenparekraf-
SAAT INI Indonesia sedang berada pada titik persimpangan. Di mana pandemi telah melanda kita beberapa tahun lalu, dan disusul dinamika global yang penuh ketidakpastian, sehingga membuat banyak sektor harus menekan tombol reset. Tidak terkecuali sektor pariwisata, yang dulu digadang-gadang sebagai ”mesin penghasil devisa” terbesar kedua setelah migas, dan sempat terhenti total, nyaris lumpuh.
Namun, justru dari titik itulah, kita memiliki kesempatan emas untuk membangun kembali pariwisata Indonesia dengan arah yang lebih kuat, lebih cerdas, dan tentunya lebih berkelanjutan.
BACA JUGA:Indonesia Tegaskan Pariwisata Aman Dikunjungi Meski Ada Gelombang Protes
APA ITU RESET INDONESIA?
Kata reset bukan sekadar memulai ulang. Reset dalam hal ini adalah kesempatan untuk memperbaiki kesalahan masa lalu, merapikan strategi, lalu bergerak dengan energi baru. Dalam konteks Indonesia, reset berarti mengoreksi arah pembangunan agar lebih relevan dengan tantangan masa depan.
Pariwisata Indonesia sangat layak masuk agenda reset ini. Mengapa? Sebab, pariwisata tidak hanya soal mendatangkan wisatawan, tetapi juga soal menggerakkan UMKM, menciptakan lapangan kerja, menghidupkan budaya lokal, sekaligus memperkuat citra bangsa di mata dunia.
TANTANGAN PARIWISATA INDONESIA
Sebelum berbicara tentang peluang, kita perlu jujur dalam melihat tantangan yang ada.
BACA JUGA:Sheraton Surabaya Meremajakan Ruang Pertemuan, Dukung Pertumbuhan Pariwisata dan MICE
BACA JUGA:Wabup Gresik Buka Pelatihan Pemandu Wisata, Tingkatkan SDM di Sektor Pariwisata
Pertama, selama ini kita terlalu sering mengandalkan pariwisata massal. Ukuran keberhasilan kita sering kali hanya dihitung dari jumlah kunjungan wisatawan, bukan kualitas pengalaman atau nilai tambah ekonomi yang diciptakan.
Akibatnya, destinasi populer seperti di Bali mengalami overtourism, sedangkan daerah lain masih tertinggal dalam pembangunan.
Kedua, infrastruktur dan SDM pariwisata masih belum merata. Banyak daerah potensial memiliki keindahan alam luar biasa, tetapi akses jalan, transportasi, hingga kualitas layanan belum memadai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: