Campak, Herd Immunity, dan Tantangan Kesehatan Publik

ILUSTRASI Campak, Herd Immunity, dan Tantangan Kesehatan Publik.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
DATA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat, sepanjang 2025 terdapat 46 kejadian luar biasa (KLB) campak di 42 wilayah, mencakup 37 kabupaten/kota. Secara nasional, jumlah suspek mencapai 22.074 kasus, dengan 3.282 di antaranya terkonfirmasi positif.
Sorotan utama kini tertuju ke Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang melaporkan 2.100 kasus suspek hingga Agustus 2025. Dari angka tersebut, 205 kasus positif dan 20 di antaranya berakhir dengan kematian.
Menurut standar WHO, wabah dapat dinyatakan terjadi bila angka kejadian (incidence rate/IR) mencapai 5 kasus per 100.000 penduduk, dengan rata-rata angka kematian (case fatality rate/CFR) tiga kasus per 1.000 pasien.
BACA JUGA:Menkes Budi Gunadi Akan Tinjau Langsung Penanganan KLB Campak di Sumenep
BACA JUGA:Tangani KLB Campak di Sumenep, Vaksinasi Massal Dimulai 25 Agustus hingga 14 September 2025
Dengan IR dan CFR setinggi itu, kondisi Sumenep jelas dapat dikategorikan sebagai kejadian luar biasa.
U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menegaskan, campak (measles) adalah salah satu penyakit paling menular di dunia.
Virus Measles morbillivirus dapat menular lewat droplet (percikan liur) saat penderita batuk atau bersin, bahkan bertahan di udara maupun permukaan dalam waktu tertentu.
Tingkat penularannya sangat tinggi, dengan basic reproduction number (R₀) 12–18. Artinya, satu orang bisa menularkan ke 12–18 orang lain yang rentan.
BACA JUGA:Komunikasi Krisis dan Kolaborasi Lintas Sektor dalam Penanganan KLB Campak di Sumenep
BACA JUGA:Khofifah Gelontorkan Bansos Rp24 Miliar ke Sumenep, Santuni 17 Keluarga Korban Campak
Angka itu jauh lebih tinggi daripada banyak penyakit menular lain sehingga wabah campak cepat menyebar, khususnya di populasi dengan cakupan vaksinasi rendah.
Gejala campak meliputi batuk, pilek, mata merah, sakit tenggorokan, demam, dan ruam kulit kemerahan. Meski sering dianggap ringan karena sebagian besar pasien dapat sembuh tanpa pengobatan, komplikasi berbahaya tetap mengintai.
Pada pasien dengan gizi buruk atau daya tahan tubuh rendah, campak bisa menimbulkan dehidrasi akibat diare dan muntah, infeksi telinga, radang paru, radang otak, hingga kebutaan. Anak usia di bawah 5 tahun paling rentan terhadap komplikasi berat itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: