Campak, Herd Immunity, dan Tantangan Kesehatan Publik

ILUSTRASI Campak, Herd Immunity, dan Tantangan Kesehatan Publik.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Selain itu, pendekatan emosional efektif untuk menyentuh hati masyarakat. Narasi nyata tentang anak yang terhindar dari sakit berkat vaksin, misalnya, dapat mengubah sikap dan tindakan.
Edukasi pun harus memakai bahasa sederhana, perumpamaan mudah, atau bahkan bahasa lokal. Forum komunitas seperti PKK, pengajian, Karang Taruna, dan posyandu bisa menjadi kanal penyebaran informasi sekaligus tempat masyarakat bertanya langsung pada tenaga kesehatan.
Faktor akses juga tak kalah penting. Vaksin harus tersedia di fasilitas yang mudah dijangkau, dengan jadwal fleksibel agar orang tua tidak kesulitan membawa anak mereka. Di sisi lain, edukasi harus konsisten dan berkesinambungan.
Pesan vaksinasi sebaiknya tidak berhenti pada satu kali sosialisasi, tetapi terus diulang melalui berbagai media seperti poster, radio lokal, media sosial, bahkan drama sederhana hingga dakwah agama. Konsistensi membantu pesan melekat dalam keseharian masyarakat.
Dengan kombinasi pendekatan kultural, emosional, edukatif, serta ketersediaan layanan yang baik, diharapkan masyarakat tidak hanya tahu, tetapi juga percaya dan bersedia melakukan vaksinasi.
Upaya itu tidak sekadar melindungi individu, tetapi juga membangun kekebalan komunitas yang mampu mencegah wabah penyakit menular seperti campak. Semoga! (*)
*) Laura Navika Yamani adalah dosen epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan ketua Research Center on Global Emerging and Re-emerging Infectious Diseases, Lembaga Penyakit Tropis, Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: