Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (20): Belajar Kompleksitas di Tuoketuo

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (20): Belajar Kompleksitas di Tuoketuo

MAKET JARINGAN ENERGI Tuoketuo Power Plant yang disajikan secara interaktif. maket ini akan bependar dan bergerak sesuai dengan paparan data pada layar besar.-Doan Widhiandono-

Pekerja-pekerja luar negeri CDTO—termasuk dari Indonesia—menyimak langsung pengelolaan pembangkit terbesar dunia. Mereka mempelajari banyak hal. Siap menerapkannya di tempat kerja masing-masing. Suatu saat nanti.

SELASA siang, 9 September 2025. Usai makan siang di hotel, kami bergerak ke arah barat daya. Nyaris tegak lurus ke selatan.

Bus melaju sekitar satu setengah jam dari Hohhot. Tujuan kami: Tuoketuo Power Plant. Itulah salah satu fasilitas kebanggaan China Datang Corporation Ltd yang tercatat sebagai pembangkit termal terbesar di dunia.

Antusiasme peserta pelatihan tetap terlihat. Dari dalam bus, mereka sudah membicarakan apa yang akan dilihat. Pembicaraan terasa kian seru saat cerobong-cerobong Tuoketuo Power Plant sudah terlihat.

Sesampainya di kompleks Tuoketuo, rombongan diarahkan ke ruang presentasi. Data yang disampaikan cukup gamblang.

BACA JUGA:Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (1): Tantangan Jadi Pencerita yang Jujur

BACA JUGA:Dari Peluncuran Buku Kisah-Kisah Menyentuh Shanghai Cooperation Organization (1): Tantangan Jadi Pencerita yang Jujur

Ya, kinerja Tuoketuo Power Plant memang cukup istimewa. Berdasar data, kapasitas terpasang total mencapai 8,73 gigawatt (GW). Dari jumlah itu, 6,72 GW adalah tenaga termal berbasis batubara. Sisanya berasal dari energi baru. Yakni, 1,7 GW tenaga angin, 300 MW tenaga surya fotovoltaik. Plus ditambah 10 MW panel surya di instalasi pengolahan air.

Dalam setahun, Tuoketuo mampu menghasilkan sekitar 30 miliar kWh listrik. Energi itu menjadi penopang penting bagi jaringan Beijing–Tianjin–Tangshan, kawasan industri sekaligus pusat politik Tiongkok.

Selain itu, Tuoketuo juga menjadi bagian dari proyek multi-energi komplementer. Pada 2024, kapasitas 2 GW energi baru di lokasi itu sudah terhubung penuh ke jaringan listrik negara. 

Proyek tersebut menggabungkan angin, surya, termal, dan penyimpanan, dengan output lebih dari 4,1 miliar kWh listrik hijau per tahun. Inovasi tersebut memanfaatkan saluran transmisi yang sebelumnya digunakan untuk listrik termal. Sehingga, energi terbarukan bisa langsung mengalir ke ibu kota.


EDI SUSANTO membungkuk untuk mengamati data-data pada ruang kontrol Tuoketuo Power Plant.-Doan Widhiandono-

Rombongan juga diajak melihat ruang kendali. Ruang besar dengan layar digital itu menampilkan data real time: kapasitas pembangkit hingga aliran listrik ke jaringan. Dari satu ruangan itu, operator bisa memantau naik-turun produksi, status turbin, dan distribusi daya ke wilayah yang luas.

Sigit Sulistyono, Kepala Departemen Pemeliharaan PLTU Kendari, tampak serius. Kepada Harian Disway, ia bilang, “Prinsip dasarnya sama seperti yang kami kerjakan. Tetapi, ini memang jauh lebih kompleks. Ini saat yang tepat kami belajar.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: