Feast Gelar Konser Album "Membangun dan Menghancurkan" di Surabaya, Punya Utang Budi!

Aksi panggung .Feast saat konser album "Pertunjukan Membangun dan Menghancurkan" di Surabaya, Sabtu, 13 September 2025-Sahirol Layeli -Harian Disway
HARIAN DISWAY - Surabaya bukan sekadar kota belaka. Bagi .Feast, band post-hardcore asal Jakarta itu, Surabaya adalah memori yang bernyawa dan kisah luka yang menjadi lagu.
Maka, ketika mereka mengumumkan konser album terbaru bertajuk "Pertunjukan Membangun dan Menghancurkan" di Surabaya, itu menjadi panggilan pulang.
Hal tersebut diungkapkan bassis .Feast, Fadli Fikriawan Wibowo, saat konferensi pers sebelum konser album pada Sabtu, 13 September 2025.
BACA JUGA:Feast Gelar Konser di Surabaya 13 September 2025, Album Membangun dan Menghancurkan!
BACA JUGA:Feast Lengkapi Kisah Ali dengan Tiga Track Baru
Alasan .Feast Memilih Konser di Surabaya
.Feast kala menghadiri konferensi pers sebelum konser album -Agustinus Fransisco-Harian Disway
"Kenapa milih Surabaya? Karena kita lumayan punya banyak hubungan, lah," kata Fadli Fikriawan Wibowo, sang bassis.
Pria itu lebih akrab dipanggil Awan. Ia bicara perlahan, seolah setiap kata harus melewati saringan kenangan sebelum keluar. Bagi .Feast, panggung pertama yang bukan sekadar ruang bawah tanah atau garasi komunitas—ada di Surabaya.
Di sanalah suara mereka mulai didengar bukan hanya oleh teman-teman sesama musisi underground, tapi oleh orang-orang yang datang dengan telinga terbuka.
Tapi ada lebih dari sekadar panggung. Ada hutang budi. Ada tragedi. Ada lagu yang lahir dari duka. Awan mengingat pada peristiwa 2018, masa kelam yang membekas karena tragedi bom.
BACA JUGA:Nadin dan Baskara: Suara Sunyi dari Generasi yang Tak Lagi Percaya Segalanya Baik-Baik Saja
BACA JUGA:Lirik dan Makna Lagu Terbaru Sal Priadi Berjudul Malang Suantai Sayang
Lagu Peradaban Feast Bergema di Surabaya
Konser .Feast di Grand City Surabaya pada Sabtu, 13 September 2025-Sahirol Layeli-Harian Disway
Dari duka itulah salah satu lagu paling kuat yakni Peradaban, Dan disanalah .Feast lahir. Lagu itu bukan hanya curahan emosi, tapi semacam manifesto: tentang kemarahan, tentang kehilangan, tentang menolak diam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: