Sustainable Fashion dalam FESyar Bank Indonesia 2025 (1): Sesuai Akidah, Stylish, Ramah Lingkungan

Sustainable Fashion dalam FESyar Bank Indonesia 2025 (1): Sesuai Akidah, Stylish, Ramah Lingkungan

TALKSHOW sustainable fashion menghadirkan Natasha Rizky (paling kiri) sebagai salah satu narasumber di Grand Ballroom Al-Marwah, Masjid Agung Al-Akbar Surabaya, pada Sabtu, 14 September 2025.-Christian Mazmur-Harian Disway-

Salah satunya adalah Organic Culture milik Dr. Anita Yuni Kholillah. Perempuan asal Banyuwangi itu menyulap limbah tekstil, khususnya perca denim, menjadi busana yang stylish.

BACA JUGA:Pontensi Wirausaha UMKM Berbasis Pesantren dan Syariah Terbuka Lebar

BACA JUGA:Borong Penghargaan, Gubernur Khofifah Perkuat Pondasi Ekonomi Syariah di Jatim

Kendati sebagian besar konsumen fashion adalah perempuan, Anita tidak hanya berfokus pada busana perempuan. Organic Culture juga gencar mengkreasikan busana untuk pria. 

Anita berkolaborasi dengan banyak stakeholder, Non-Governmental Organization (NGO), sekolah, dan pemerintah untuk berkreasi. Memang tidak secara langsung, tetapi kontribusi para pihak itu signifikan.

Salah satunya, kolaborasi bersih-bersih pantai. Setelah sampah dikumpulkan, Anita menyortir sampah HDPE untuk dicacah dan dilelehkan. 

“Dari situ kami menghasilkan kancing, gesper, serta manik-manik,” ungkapnya saat menjadi narsum Talkshow Sustainable Fashion.

BACA JUGA:AI Personalized Fashion: Saat Teknologi Jadi Stylist Pribadi

BACA JUGA:Thrift Shopping Sebagai Tren Fashion dan Sustainability

Anita memegang teguh prinsip multifungsi untuk brand-nya. Dia memilih bahan baku organik yang biodegradable. Misalnya ecoprint, kain organik bersertifikat, pewarna alami, serta pewarna sintetik bersertifikat ramah lingkungan.

“Untuk penjahitannya, listrik dari PLN hanya kami gunakan sebagai cadangan. Kami memanfaatkan listrik dari panel surya untuk menggerakkan mesin jahit,” tegasnya.


OUTER stylish Organic Culture yang ditunjukkan Wanda Tri Utami diproduksi dengan prinsip ramah lingkungan.-Christian Mazmur-Harian Disway-

Name tag Organic Culture pun terbuat dari pelepah pisang yang terdapat bibit tanaman. “Di situ ada kode QR yang terintegrasi dengan teknologi augmented reality (AR) yang berisikan keterangan produk,” tutur Wanda Tri Utami, chief operation officer Organic Culture, saat ditemui Harian Disway pada Minggu, 14 September 2025.

Dia menambahkan bahwa Organic Culture memberdayakan perempuan dari 8 desa untuk menjahit. Mereka juga bekerja sama dengan SLNBN Banyuwangi. Anak-anak berkebutuhan khusus dari sana dilatih membuat produk fashion

BACA JUGA:Busana Garapan Siswa di 11 SMK Jatim Tembus Gelaran Fashion Show Hongkong

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: