Sustainable Fashion dalam FESyar Bank Indonesia 2025 (1): Sesuai Akidah, Stylish, Ramah Lingkungan

TALKSHOW sustainable fashion menghadirkan Natasha Rizky (paling kiri) sebagai salah satu narasumber di Grand Ballroom Al-Marwah, Masjid Agung Al-Akbar Surabaya, pada Sabtu, 14 September 2025.-Christian Mazmur-Harian Disway-
HARIAN DISWAY - Industri fashion tanah air berkembang pesat mengikuti selera pasar. Belakangan, konsumen busana syariah terus bertambah. Kini, stylish dan ramah lingkungan menjadi penting, selain sesuai akidah.
Indonesia menempati peringkat ke-3 Global Islamic Economy Indicator (GIEI) sesuai laporan State of The Global Islamic Economic Report (SGIE) 2024/2025.
“Secara global, perekonomian syariah Indonesia peringkat 3. Namun, bidang modest fashion kita memuncaki daftar SGIE,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Banten Ameriza M. Moesa dalam Talkshow Halal Lifestyle di Surabaya pada Sabtu, 13 September 2025.
FOTO BERSAMA penyelenggara FESyar Bank Indonesia 2025, para narasumber, dan peserta talkshow pada Sabtu, 14 September 2025.-Christian Mazmur-Harian Disway-
BACA JUGA:FESyar Regional Jawa 2025, Gubernur Khofifah Tegaskan Jatim Jadi Episentrum Ekonomi Syariah Nasional
Selain fashion, pasar ekonomi syariah Indonesia juga potensial untuk makanan dan travel. Makanan halal dan traveling halal punya pangsa pasar yang cukup besar di tanah air, meskipun tidak sebesar fashion.
Karena pasarnya kian membesar, maka produk-produk modest fashion alias busana syariah pun berinovasi dengan cepat.
“Kini, produk modest fashion di Indonesia menjadi semakin adaptif dan modis, menyesuaikan zaman,” ungkap Ameriza di sela gelaran Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Bank Indonesia 2025 di Grand Ballroom Al-Marwah, Masjid Al-Akbar Surabaya.
Pada hari yang sama, berlangsung pula Talkshow Sustainable Fashion. Natasha Rizky, pesohor yang menggeluti modest fashion, menceritakan pengalamannya dalam berbisnis. Menurut dia, modest fashion punya tantangan tersendiri.
BACA JUGA:Optimisme Pasar Modest Fashion 2025: Peluang dan Tantangan Industri Kreatif di Jatim
BACA JUGA:Fast Fashion, Tren Berpakaian yang Menyebabkan Krisis Lingkungan
“Sekarang kompetitor sesama brand dengan produk yang sama juga banyak. Tetapi, justru dengan itu, kita bisa berkolaborasi dan saling bersinergi untuk meningkatkan daya jual. Apalagi, daya beli masyarakat pada pertengahan tahun ini lumayan turun,” paparnya.
Memadukan kriteria stylish dan sustainable membuat bisnis busana syariah kian menantang. Kreasi para produsen menghasilkan produk-produk inovatif yang memperbanyak pilihan bagi konsumen.
BERBICARA di hadapan audiens, Dr. Anita Yuni Kholillah menegaskan pentingnya konsisten di jalur sustainable fashion.-Christian Mazmur-Harian Disway-
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: