Nvidia di Tengah Tudingan Anti-Monopoli dan Larangan Tiongkok atas Chip AI

Nvidia di Tengah Tudingan Anti-Monopoli dan Larangan Tiongkok atas Chip AI

Jensen Huang CEO Invidia kecewa terhadap keputusan Tiongkok yang melarang produknya masuk ke sana. --Techpowerup

Di sisi lain, langkah Tiongkok mendorong percepatan pengembangan chip lokal. Dalam beberapa tahun terakhir, negara itu gencar mengucurkan dana triliunan yuan untuk membuat alternatif chip AI buatan dalam negeri.

Ambisi itu dianggap sebagai strategi mengurangi ketergantungan terhadap teknologi Barat. Hal itu tentu membuat Nvidia waspada. Karena pasar Tiongkok menyumbang porsi signifikan dari pendapatan mereka.

BACA JUGA:Apple Siapkan Pembaruan Besar Pertama untuk Vision Pro, Hadir dengan Chip M4 dan Tali Lebih Nyaman

Huang berusaha tetap optimistis. Dalam komentarnya, ia mendukung upaya diplomasi. Pun, berharap percakapan antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping bisa menemukan jalan tengah.

“Trump ingin Amerika menang, Xi ingin Tiongkok menang, dan keduanya bisa menang bersama,” ujar Huang.

Bagi pasar global, situasi itu seperti drama tarik-ulur. Nvidia memegang peranan vital di tengah ledakan AI, tetapi juga berada di jalur rawan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.

BACA JUGA:Spesifikasi iPhone 16: Dari Layar OLED ProMotion hingga Chip A18 Bionic

Jika konflik itu tidak segera mereda, industri AI bisa mengalami perlambatan pasokan chip. Pada akhirnya akan berimbas pada harga produk berbasis AI di seluruh dunia.

Kini sorotan dunia tertuju pada pertemuan antara dua presiden yang dijadwalkan akhir pekan ini. Investor, pengembang AI, hingga pemerintah di berbagai negara menunggu hasilnya. Sebab, masa depan AI tidak hanya soal inovasi teknologi. Tetapi juga geopolitik yang mengitarinya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: