Peta Jalan OPOP Naik Kelas

ILUSTRASI Peta Jalan OPOP Naik Kelas.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Melalui pelatihan, pendampingan, dan program sertifikasi profesi, SDM pesantren dibekali dengan kompetensi manajerial, kewirausahaan, keterampilan digital, dan inovasi produk.
Ketiga, produk unggulan. Aspek produk unggulan menekankan pentingnya BUMP mampu menghasilkan produk yang unggul, berdaya saing, dan inovatif.
BACA JUGA:Targetkan Seribu OPOP Tahun 2024
BACA JUGA:Gresik Bangkitkan OPOP, Gus Yani Tunjuk Tim Penguatan dan Pengembanga
Setiap pesantren didorong untuk memiliki produk khas yang berakar pada potensi lokal, tetapi dikembangkan sesuai standar pasar modern. Mulai pangan, herbal, fesyen muslim, hingga kerajinan.
Semua diarahkan agar memiliki nilai tambah, kualitas terjamin, legalitas resmi, dan daya saing tinggi.
Keempat, akses pasar dan digitalisasi. Akses pasar menjadi aspek kunci agar produk pesantren tidak hanya berhenti di lingkungan lokal, tetapi mampu menembus pasar nasional dan global. Akses pasar dilakukan melalui ekspo, misi dagang, platform digital, marketplace nasional, ritel modern, hingga jalur ekspor.
Kelima, permodalan. Permodalan menjadi aspek vital dalam keberlanjutan usaha pesantren. Melalui BUMP, pesantren difasilitasi untuk mendapatkan akses pembiayaan syariah, kredit usaha rakyat (KUR), dana bergulir, maupun kolaborasi dengan lembaga keuangan dan investor.
Aspek itu memastikan bahwa usaha pesantren tidak berhenti karena keterbatasan modal, tetapi mampu naik kelas secara bertahap.
Tahapan OPOP naik kelas disusun secara sistematis dan berkelanjutan. Naik kelas tidak hanya soal meningkatkan omzet, tetapi juga mencakup transformasi kelembagaan, penguatan SDM, digitalisasi, perluasan pasar, hingga dampak sosial yang lebih luas.
Peta jalan OPOP naik kelas disusun dalam tiga tahapan: jangka pendek (0–1 tahun), menengah (2–3 tahun), dan panjang (4–5 tahun).
Jangka pendek berfokus pada fondasi dan kelembagaan, jangka menengah berfokus pada penguatan kapasitas dan perluasan pasar, serta jangka panjang berfokus pada ekspansi global dan keberlanjutan.
TAHAP JANGKA PENDEK (0–1 TAHUN)
Pada tahap awal, fokus utama adalah membangun dasar kelembagaan yang kokoh. Banyak BUMP pesantren masih berjalan secara tradisional sehingga legalitas usaha, administrasi, dan tata kelola perlu diperkuat.
Langkah pertama adalah memastikan setiap BUMP memiliki akta pendirian dan pengesahan badan hukum, memiliki nomor induk berusaha (NIB), nomor pokok wajib pajak (NPWP), izin usaha, serta sertifikasi dasar produk seperti PIRT, halal, dan merek dagang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: