Remake Seven Knights Rebirth Mengecewakan, Punya Beberapa Kendala In-game

Game Seven Knights mendapat remaster-nya bertajuk Seven Knights Rebirth. --game unchained
HARIAN DISWAY - Netmarble kembali membuka lembaran lama. Seven Knights Rebirth hadir sebagai upaya me-remaster seri yang pernah menjadi buah bibir pemain RPG mobile, menghidupkan kembali karakter-karakter legendaris dan cerita yang dulu menambatkan banyak hati. Sayangnya mereka mendapat bintang 3 di Playstore.
Game pertama Seven Knights (rilis 2015) dikenal karena narasi dramatisnya, koleksi hero yang berwarna, dan skill animasi yang memorable. Kini Netmarble menjanjikan visual lebih modern, sistem battle yang disegarkan, dan dukungan lintas-platform lewat remaster game tersebut.
Masuk ke permainan, kesan nostalgia langsung menyergap. Musik pembuka yang familiar, dialog yang mengulang momen klasik, hingga wajah-wajah hero yang kini tampil dengan model 3D.
Semuanya terasa cukup baru dengan penambahan peningkatan grafis dan model barunya. Namun, seperti reuni lama, tak semua kenangan bertahan ketika dipamerkan di panggung baru.
BACA JUGA:Doom: Pelopor FPS yang Mengubah Dunia Game
BACA JUGA:Di Tengah Gugatan Nintendo, Game Palworld Siap Rilis Versi 1.0 pada 2026
Game Seven Knights Rebirth masih memertahankan fitur turn-based dan koleksi hero untuk gameplay utamanya. --Pocket Gamer
Secara gameplay, Seven Knight Rebirth tetap mempertahankan fitur utamanya. Yaitu turn-based dengan elemen koleksi hero. Hanya saja dengan tambahan sentuhan modern. Seperti UI yang lebih rapi, auto-battle yang efisien, dan beberapa fitur crossplay yang membuat transisi antara perangkat terasa mulus.
Untuk cerita Netmarble coba menyeimbangkan fan service dengan penulisan lore yang sedikit lebih matang. Dengan memberikan beberapa tokoh fokus baru dalam kisahnya, sehingga memberi ruang bagi pemain lama untuk melihat peran mereka dari sudut berbeda.
Tetapi catatan penting muncul dari pengalaman pemain sejak peluncuran global. Komplain yang sering terdengar bukan hanya soal preferensi, melainkan masalah teknis dan desain ekonomi permainan.
Beberapa pemain mengeluhkan performa grafis yang tak konsisten di berbagai perangkat; animasi yang terasa kaku bagi sebagian pemain, dan adanya bug awal yang mengganggu pengalaman bermain.
BACA JUGA:Nintendo Dikecam Fans Gara-Gara DLC Game Pokemon Legends: Z-A yang Mahal
BACA JUGA:Setelah Spider-Man 2, Insomniac Dikabarkan Kembangkan Game Venom
Keluhan lain menyinggung model monetisasi. Beberapa pemain merasa bahwa game cenderung pay-to-win. Progres pemain jauh terasa lebih mudah bagi yang mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Di samping itu, antrean server dan masalah kestabilan pada masa peluncuran membuat beberapa pemain frustrasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: