Hari Perdamaian Internasional: Ekspresi Seni sebagai Jalan Damai

ILUSTRASI: Hari Perdamaian Internasional: Ekspresi Seni sebagai Jalan Damai-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Seni Politik Hospitalitas: Berdemokrasi Tanpa Kegaduhan dan Kebencian
BACA JUGA:Seni Tradisi Tidak Akan Mati
Tahun 1995, sebagai seorang prajurit, SBY dipercaya memimpin Pasukan Garuda di Bosnia, sebuah wilayah yang masih rapuh dan rawan timbul konflik pasca-Perang Balkan.
Pengalaman tersebut menjadi titik balik krusial yang memengaruhi pandangannya dalam memahami perdamaian. Ia menyaksikan betapa mahalnya harga perdamaian. Sebab, ratusan nyawa sipil maupun militer sering kali hanya dipandang sebagai angka statistik di atas kertas.
Kesadaran dan pengalaman itulah yang kemudian ia bawa dalam perjalanan karier politiknya, terutama saat memimpin Indonesia. Baginya, perdamaian bukan sekadar slogan, melainkan sebuah komitmen yang menuntut keberanian dan kebijakan politik yang tepat.
BACA JUGA:Standar Baru Seni Surabaya
BACA JUGA:Gojek Seniman
Salah satu tonggak paling monumental adalah keberhasilan merajut perdamaian di Aceh melalui Perjanjian Helsinki 2005. Saat itu SBY memilih jalur dialog di tengah tekanan politik yang besar. Pilihan tersebut tidak mudah, tetapi terbukti strategis karena berhasil mengakhiri konflik bersenjata yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Keberhasilan itu sekaligus menegaskan bahwa kekuatan sejati suatu bangsa tidak diukur dari kemampuannya melanggengkan kekerasan, melainkan dari keberaniannya untuk memulihkan luka bersama. Aceh pun menjadi contoh bahwa perdamaian dapat dicapai melalui jalan rekonsiliasi, bukan represi.
Berkat rekam jejak panjangnya sebagai pasukan perdamaian, PBB lantas menganugerahkan ”Blue Helmet” kepada SBY. ”Helm” itu merupakan penghargaan kehormatan nan prestisius bagi individu yang berjasa besar dalam misi perdamaian dunia.
Penganugerahan tersebut bukan hanya pengakuan kepada dirinya, melainkan juga simbol bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam merawat harmoni global.
ART FOR PEACE AND A BETTER FUTURE
Kini, setelah purnatugas, SBY masih konsisten menyuarakan pesan perdamaian dengan cara lain, melalui seni dan budaya, misalnya.
Pada bulan September ini, ia meluncurkan pameran lukisan dengan tajuk Art for Peace and a Better Future –sebuah upaya menghadirkan seni sebagai ruang refleksi, sekaligus pengingat bahwa dari masa ke masa, seni hadir sebagai saksi dan medium harapan manusia untuk mewujudkan dunia tanpa konflik.
Belakangan, SBY juga merilis video musik Save Our World yang mengaitkan konflik global dengan isu lingkungan: setiap ledakan senjata dan mesin perang tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga meninggalkan jejak karbon yang merusak bumi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: