Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (29): Wajah Tetangga Modern ASEAN
MINIATUR PELABUHAN dilengkapi kapal-kapal mainan. Wartawan Vietnam Nguyen Phoung Ha menata kapal kecil itu. Layar di depannya menampilkan pergerakan kapal dalam menempuh jalur laut.-Doan Widhiandono-
Angka-angka juga bicara. Pada 2024, throughput kargo mencapai 450 juta ton dengan kontainer 9 juta TEUs. Itu Menjadikannya salah satu pelabuhan tersibuk di Tiongkok.
BACA JUGA:Para Penerima Beasiswa ITCC ke Tiongkok (1): Wujudkan Cita-Cita Ibu
BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (1): Bening Tilu Kejar Cita-Cita Mulia
Pertumbuhan kinerja perusahaan juga selalu dua digit. Konsisten selama delapan tahun berturut-turut. Tahun ini targetnya 10 juta TEUs, sekaligus 500 ribu TEUs untuk transportasi kombinasi laut-rel di koridor perdagangan internasional darat-laut baru.
Perluasan jaringan juga agresif. Hingga awal 2025, 80 rute pelayaran beroperasi dari Beibu Gulf, 49 di antaranya khusus perdagangan luar negeri, menghubungkan langsung ke Vietnam, Malaysia, Thailand, dan bahkan Brunei. Dengan demikian, pelabuhan itu bukan sekadar pintu ekspor Guangxi, melainkan simpul logistik bagi ASEAN.
Kedua institusi—big data dan pelabuhan—mewakili dua sisi strategi Guangxi. Di darat, data ditata sebagai komoditas baru, bahkan masuk ke negosiasi China-ASEAN Free Trade Area 3.0 melalui agenda arus data lintas batas. Di laut, jalur distribusi fisik diperluas, memperkuat posisi Guangxi sebagai gerbang barat daya Tiongkok ke ASEAN.
Keduanya bertemu dalam satu kata kunci: konektivitas. Di ruang big data, konektivitas berarti arus informasi lintas negara yang aman dan efisien. Di pelabuhan, konektivitas berarti kontainer tiba lebih cepat, kapal berlayar lebih terjadwal, dan barang dagangan lebih mudah sampai ke pasar ASEAN.
KAMERA PINTAR yang bisa mendeteksi kulit seseorang.-Doan Widhiandono-
Guangxi tampaknya belajar bahwa kekuatan regional tidak cukup dengan infrastruktur keras. Data, algoritma, dan layanan digital kini sama pentingnya dengan dermaga, kapal, dan jalur kereta. Strategi ganda tersebut memperkuat posisi Guangxi. Bukan hanya sebagai pemain domestik, melainkan simpul internasional.
Kesamaan dari dua kunjungan itu adalah cara Guangxi membumikan konsep besar ke bentuk yang menyenagkan. Jeruk dihitung oleh sensor untuk memperlihatkan presisi data. Kapal mini digerakkan di layar untuk menunjukkan kontrol transportasi.
Simbol sederhana, tapi pesan strategisnya jelas: Guangxi ingin menjembatani dunia nyata dan digital, agrikultur tradisional dan perdagangan global, sensor dan kapal kargo.
BACA JUGA:4 Pesan di Balik Pamer Senjata Tiongkok dalam Parade Militer
Dengan pertumbuhan perdagangan Guangxi-ASEAN yang mencapai 18,2 persen pada 2024—melampaui rata-rata nasional—kedua strategi itu menemukan pijakan yang kukuh. Jika proyek hub telekomunikasi dan target 10 juta TEUs berjalan mulus, Guangxi bisa menjadi wilayah yang menyatukan dua arus besar abad ke-21: arus data dan arus barang. (*/bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: