Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (30): Seperti Laboratorium, Bukan Pabrik

DUA PEKERJA merampungkan satu unit kendaraan berat LiuGong. mereka dibantu seperangkat sistem robot.-Doan Widhiandono-
Di situlah LiuGong membaca peluang. Excavator dan truk listrik yang diperkenalkan tahun ini bisa menjadi “alat uji” di pasar Indonesia. Jika diterima, posisinya bisa melesat, mengingat pemain lama masih mengandalkan mesin diesel konvensional.
Namun, tantangannya jelas. Infrastruktur pengisian baterai untuk alat berat belum memadai. Harga awal EV masih tinggi. Dan kebiasaan operator masih condong ke mesin diesel. Transisi tidak akan instan, tetapi peluangnya nyata.
Kunjungan ke Liuzhou memberi gambaran bahwa LiuGong tidak sekadar membuat mesin, tetapi membangun ekosistem: pabrik pintar, produk listrik, layanan global, hingga strategi lokalisasi pasar.
BACA JUGA:Prabowo Jadi Tamu Hari Kemenangan Tiongkok, Bersanding dengan Xi Jinping hingga Putin
BACA JUGA:Jelang Peringatan 80 Tahun Kemenangan Melawan Jepang: Tiongkok Tegaskan Komitmen Perdamaian
Bagi jurnalis, yang terekam bukan hanya robot yang bekerja, tetapi juga semangat riset dan keyakinan bahwa industri alat berat akan bertransformasi. Dari Sahara ke Antarktika, dari Liuzhou ke Jakarta, LiuGong ingin membuktikan bahwa mesin bukan sekadar besi raksasa. Melainkan bagian dari pergeseran menuju otomasi dan keberlanjutan.
Bagi Indonesia, kesannya jelas. Jika perusahaan Tiongkok bisa melahirkan excavator tiap 13 menit dengan pabrik yang bersih dan minim pekerja, maka tekanan kompetisi bagi industri lokal akan semakin kuat. Pilihannya hanya dua: mengikuti ritme inovasi, atau tertinggal dalam pasar yang makin hijau dan otomatis. (*/bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: