Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (30): Seperti Laboratorium, Bukan Pabrik

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC)  (30): Seperti Laboratorium, Bukan Pabrik

DUA PEKERJA merampungkan satu unit kendaraan berat LiuGong. mereka dibantu seperangkat sistem robot.-Doan Widhiandono-

Strateginya jelas: mendekatkan layanan ke pengguna, memotong waktu tunggu, dan memperkuat kepercayaan pasar.

BACA JUGA:Para Penerima Beasiswa ITCC ke Tiongkok (1): Wujudkan Cita-Cita Ibu

BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (1): Bening Tilu Kejar Cita-Cita Mulia

Dengan cadangan batubara, nikel, dan mineral lain yang masif, serta proyek infrastruktur yang terus berjalan, pasar alat berat Indonesia tergolong seksi.

Data HINABI (Himpunan Industri Alat Berat Indonesia) menunjukkan, permintaan excavator dan dump truck di Indonesia stabil di atas 20 ribu unit per tahun dalam lima tahun terakhir. 

Kompetisinya ketat, dengan merek Jepang, Korea, hingga Eropa. Tetapi penetrasi produk Tiongkok terus menguat, didorong harga lebih bersaing dan jaringan purna jual yang makin rapi. ’’Dan kami suka kompetisi. Tanpa kompetisi, kita tidak akan sebesar ini,’’ kata Dean.

LiuGong bukan pemain baru. Sejak 1958 perusahaan itu tumbuh dari pabrik kecil dengan 500 pekerja. Kini, ia menjadi produsen alat berat terbesar Tiongkok untuk wheel loader, dan peringkat ke-10 global menurut pangsa pasar.


PERANGKAT SIMULASI pengoperasian alat berat di pusat riset dan pengembangan LiuGong.-Doan Widhiandono-

Sejarahnya sarat inovasi: wheel loader modern pertama Tiongkok (1966), ekspansi ke Eropa lewat akuisisi di Polandia (2012), dan kini beralih ke kendaraan listrik.

Tahun ini, LiuGong memperkenalkan lima model EV: 870HE wheel loader, 924FE dan 9018FE excavator, DR50CE mining truck, serta 4280DE motor grader yang disebut sebagai motor grader listrik 24 ton pertama di dunia.

Langkah itu selaras dengan tuntutan global: menekan emisi karbon, meningkatkan efisiensi energi, dan memperkuat rantai pasok hijau.

“Challenging the status quo” adalah slogan resmi. Namun di balik jargon itu, ada kepentingan nyata: memenangkan pasar di negara yang mulai menekan penggunaan mesin berbahan bakar fosil, termasuk Indonesia.

BACA JUGA:ITCC Lepas 250 Calon Mahasiswa ke Tiongkok, Gelar Sharing Session Knowledge is Power Bersama Dahlan Iskan

BACA JUGA:4 Pesan di Balik Pamer Senjata Tiongkok dalam Parade Militer

Pasar alat berat Indonesia memang unik. Sektor tambang masih dominan, tetapi tren elektrifikasi mulai menggeliat. Pemerintah menekan emisi industri, sekaligus membuka insentif bagi teknologi hijau. Perusahaan tambang batu bara besar, misalnya, mulai melirik armada truk listrik untuk operasi internal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: