Lo-Fi Music, Teman Produktivitas dengan Irama Santai

Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa musik dengan tempo lambat dapat menurunkan detak jantung dan menenangkan pikiran.

Lo-Fi kini digunakan tidak hanya untuk belajar atau bekerja. Tetapi juga untuk meditasi ringan, bersantai, hingga menemani waktu tidur.

Bagi para kreator musik, Lo-Fi menawarkan kebebasan dalam bereksperimen. Banyak musisi indie yang membuat karya Lo-Fi dengan peralatan sederhana. Bahkan hanya dari laptop dan perangkat rekaman rumahan.

BACA JUGA:Lagu Favorit Hindia di Album Feast Membangun dan Menghancurkan, Berkisah Tentang Ibu

Unsur ketidaksempurnaan justru menjadi daya tarik, karena menghadirkan nuansa lebih personal dan autentik.

Hal itu juga membuat genre tersebut semakin dekat dengan pendengar. Seolah menghadirkan kesederhanaan di tengah dunia digital yang serba cepat.

Putar playlist musik sesuai tema film untuk menambah mood sebelum nonton dimulai.--Pinterest

Tren Lo-Fi juga erat kaitannya dengan perkembangan budaya visual. Ilustrasi karakter animasi, pemandangan kota di malam hari, atau nuansa hujan sering dipadukan dengan musik Lo-Fi dalam bentuk video streaming.

BACA JUGA:Feast Gelar Konser Album

Kombinasi antara audio dan visual itu menciptakan atmosfer yang mendukung produktivitas. Sekaligus menenangkan jiwa.

Namun, tentu saja tidak semua orang cocok dengan Lo-Fi. Ada yang merasa musik itu terlalu repetitif atau monoton.

Meski begitu, kehadiran Lo-Fi tetap menjadi pilihan populer. Khususnya bagi mereka yang mencari keseimbangan antara fokus, kenyamanan, dan relaksasi.

BACA JUGA:Kerja Santai tapi Produktif dengan Musik

Budaya sharing playlist di kalangan gen z sebagai sarana kreativitas dan menunjukkan sisi personal lewat selera musik. --iStock

Dengan semakin banyaknya orang yang bekerja dan belajar dari rumah, musik Lo-Fi sepertinya akan terus menjadi bagian penting dalam keseharian.

Sumber: diolah dari berbagai sumber