Kolaborasi Pemkot Surabaya dan ITS, Pakai GBT Uji Nogogeni

Kolaborasi Pemkot Surabaya dan ITS, Pakai GBT Uji Nogogeni

Mobil tim Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kala menjajal sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT), Senin, 22 September 2025-Pemkot Surabaya-

Setiap tim memiliki prototipe unik, desain aerodinamis, dan strategi konsumsi energi yang dirancang untuk menaklukkan tantangan efisiensi ekstrem.

Misalnya, mobil urban concept mereka dirancang untuk mencapai efisiensi lebih dari 300 km/liter ekuivalen bensin, angka yang jauh melampaui standar kendaraan konvensional.

Yang membuat kolaborasi ini istimewa adalah kemudahan akses. Pemkot Surabaya membuka pintu lebar-lebar bagi inovator muda. Proses peminjaman fasilitas sirkuit tidak rumit.

Cukup dengan surat pemberitahuan agar jadwal bisa disinkronkan dengan event lain.

Langkah tersebut bukan hanya soal fasilitas, tapi juga filosofi pembangunan kota. Dengan membuka GBT untuk riset, Surabaya tidak hanya menjadi kota olah raga atau pariwisata, tapi juga kota inovasi dan riset teknologi.

"Kami melihat potensi besar dari penggunaan sirkuit sebagai tempat uji kelayakan kendaraan. Ini bentuk dukungan nyata terhadap generasi muda yang sedang membangun masa depan teknologi Indonesia," pungkas Hidayat.

Riset di GBT bukan main-main. Hal itu adalah persiapan serius menuju ajang bergengsi.

BACA JUGA:Pemprov Butuh Rp 11 Miliar, Pemkot Butuh Rp 4,3 Miliar Untuk Perbaikan Fasum Usai Kerusuhan


Dua teknisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) saat menjajal kendaraan mereka di sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT), Senin, 22 September 2025-Pemkot Surabaya-

Yakni Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) oleh Kemendikbudristek (Oktober 2025), Shell Eco Marathon Asia Pacific & Middle East di Qatar (Januari 2026), dan Formula SAE Japan, kompetisi desain kendaraan mahasiswa tingkat dunia.

Di ajang-ajang tersebut, tim ITS bersaing dengan ratusan universitas global. Keberhasilan mereka tak cuma soal medali—tapi juga soal reputasi teknologi Indonesia di kancah internasional.

"Kami berharap dukungan dari Pemkot Surabaya dapat menjadi motivasi lebih dalam meraih hasil terbaik dan mengharumkan nama kota dan bangsa," tukas Safira.

Transformasi GBT dari venue olahraga menjadi pusat riset teknologi adalah simbol kemajuan Surabaya yang inklusif. Ia tidak lagi sekadar ruang publik, tapi infrastruktur produktif yang mendukung ekosistem pendidikan, inovasi, dan industri hijau.

BACA JUGA:Pemkot Surabaya Pasang Alarm RW, Warga Bisa Bunyikan Saat Darurat!

"Kami sangat terbantu dengan fasilitas yang ada. Pemkot Surabaya, khususnya Disbudporapar, sangat kolaboratif," papar kata Safira.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: