Suami Bunuh Istri di Kebon Jeruk, Jakarta: Efek Krisis Setengah Baya

Suami Bunuh Istri di Kebon Jeruk, Jakarta: Efek Krisis Setengah Baya

ILUSTRASI Suami Bunuh Istri di Kebon Jeruk, Jakarta: Efek Krisis Setengah Baya.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Kecemburuan normal memotivasi pasangan untuk saling menghargai dan berupaya secara sadar untuk memastikan pasangan mereka merasa dihargai.

Kecemburuan normal justru mempertajam emosi, membuat cinta terasa lebih kuat. Dalam dosis kecil yang dapat dikelola, kecemburuan bisa menjadi kekuatan positif dalam suatu hubungan.

Kecemburuan tidak normal. Kecemburuan intens atau tidak rasional dan berlarut-larut. Tidak rasional karena tanpa indikator bahwa hubungan mereka akan berakhir akibat perselingkuhan. 

Kecemburuan tidak normal, pelaku merasa dirinya tidak dicintai lagi oleh pasangannya. Dianggap, pernikahan akan berakhir. Padahal, kenyataannya belum tentu begitu.

Di situ situasinya sangat berbeda dengan cemburu normal.

Kecemburuan berlebihan merupakan tanda peringatan akan potensi hubungan yang bakal penuh kekerasan (KDRT). 

Orang yang cemburu terbebani emosi dan rasa tidak aman. Dampaknya, ia memaksakan kendali atas pasangannya. Mengendalikan penuh. Akibatnya, pasangan akan membalas sikap tersebut dengan sikap buruk pula. Balas-berbalas terjadi. Akibatnya fatal.

Kasus di Kebon Jeruk selaras dengan dua teori di atas. Krisis setengah baya berkembang jadi cemburu tidak normal. Akibatnya pembunuhan. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: