Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (36): Guangxi, ASEAN, dan AI

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (36): Guangxi, ASEAN, dan AI

BUKIT BELALAI GAJAH diGuilin, 20 September 2025. Tempat wisata eksotik itu terletak di pertemuan Sungai Tonghua dam Sungai Li.-Doan Widhiandono-

Para jurnalis peserta China International Press Communication Center (CIPCC) tidak hanya diberikan berjibun data. Lebih dari itu, mereka mendapatkan pengalaman segudang, 15-20 September 2025, di Wilayah Otonomi Khusus Guangxi. Terlebih, wilayah setingkat provinsi itu memang lagi meneguhkan posisinya sebagai salah satu simpul kerja sama pariwisata mutakhir.

“SELAMAT datang, rekan-rekan media. Anda hadir untuk melihat sendiri kekayaan Guangxi dan bagaimana provinsi ini menjembatani China dan ASEAN,” ujar Song Haijun, Deputy Director-General of Guangxi Foreign Affairs Office, menyambut para wartawan.

Di sore yang basah itu, Senin, 15 September 2025, Song menyambut kami di Ming Du Lakeside Hotel, Nanning, ibu kota Guangxi. Sambutannya membikin hangat. Tidak hanya karena jamuan makannya. Tetapi karena unsur-unsur budaya yang sudah muncul. Dari makanannya. Juga dari pakaian tradisional para penyambut tamu.

Ya, pekan itu Guangxi memang sibuk benar. Ia adalah tuan rumah 22nd China-ASEAN Expo (CAEXPO) 2025. Lebih dari sekadar pameran dagang, Expo kali ini menonjolkan inovasi digital, kecerdasan buatan, dan pariwisata budaya. Menegaskan posisi Guangxi sebagai gerbang darat dan laut Tiongkok menuju ASEAN.

BACA JUGA:Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (35): Menjadi Koki di Pabrik Kelas Dunia

BACA JUGA:Dari Peluncuran Buku Kisah-Kisah Menyentuh Shanghai Cooperation Organization (2): Kembali Ceria karena Mata Terbuka

Song menekankan bahwa Guangxi memiliki lima keunggulan utama yang menjadikannya pusat kerja sama regional.

Pertama, geografi. Guangxi menghubungkan Tiongkok dengan ASEAN melalui jalur darat dan laut. “Kami adalah satu-satunya provinsi yang menghubungkan Tiongkok dengan ASEAN melalui darat dan laut sekaligus,” kata Song.

Kedua, dukungan kebijakan nasional. Lebih dari 20 kebijakan strategis telah diterapkan. Termasuk New Western Land-Sea Corridor, China-ASEAN Information Harbor, dan industrial park berbasis perbatasan dan pelabuhan. “Kebijakan itu memudahkan Guangxi memperluas keterbukaan dan berperan dalam membangun komunitas Tiongkok-ASEAN dengan masa depan bersama,” tambahnya.

Ketiga, sumber daya dan industri. Guangxi dikenal sebagai “sugar bowl, fruit basket, vegetable basket, meat counter, and tea pot” Tiongkok. Rasanya, apa pun ada di kawasan tersebut. Industri besar meliputi logam nonferrous, baja, pangan, serta kendaraan dan elektronik. Perusahaan seperti Liugong dan SAIC-GM-Wuling aktif membangun rantai industri lintas batas ke ASEAN.


SUVENIR UNTUK jurnalis yang diterima oleh Fannin (kiri) dari Radio Nasional Kamboja, Senin, 15 September 2025. Yang memberikan adalah Wakil DIrjen Urusan Luar Negeri Guangxi, Song Haijun.-Doan Widhiandono-

Keempat, keunggulan ekologis. Kualitas udara baik mencapai 97,9% hari dalam setahun. Hutan menutupi 62,55% wilayah. Guangxi termasuk salah satu provinsi dengan lingkungan terbaik di Tiongkok. Guilin, ikon wisata dunia, hanyalah salah satu dari keindahan provinsi ini.

Kelima, momentum pembangunan positif. GDP 2024 mencapai 2,86 triliun yuan atau sekitar Rp6 kuadriliun. Dan pada paro pertama 2025, pertumbuhan mencapai 5,5%, melampaui rata-rata nasional. Perdagangan luar negeri dari Januari–Juli meningkat 13,5%, jauh di atas pertumbuhan nasional.

Seperti ditulis Harian Disway sebelumnya, CAEXPO 2025 menegaskan kecerdasan buatan sebagai highlight. Untuk pertama kalinya, Expo menghadirkan AI Pavilion seluas 10 ribu meter persegi dengan hampir 1.200 produk AI dan lebih dari 200 perusahaan teknologi tinggi. “AI memberdayakan seluruh proses Expo. Mulai persiapan hingga pameran. Memperkuat kerja sama dengan negara-negara ASEAN,” kata Song.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: