Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (42): Susahnya Menggapai Umur Panjang

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (42): Susahnya Menggapai Umur Panjang

LAOSHI TAO HONG menerangkan sejarah aksara Tiongkok, 30 September 2025.-Doan Widhiandono-

Kuas (毛笔, máobǐ) awalnya terbuat dari kayu atau bambu, kini memakai bulu binatang. Tinta (墨, mò) dibuat dengan bahan khusus sehingga tetap hitam dan berkilau meski puluhan tahun. Batu tinta (砚, yàn) diambil dari batu di kawasan sumber air agar jenuh oleh cairan, sehingga tidak menyerap tinta. Kertas (纸, zhǐ): disebut juga rice paper, meski bahan dasarnya dari batang padi.

BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (6): Siap Taklukkan Dunia Siber

BACA JUGA:ITCC Lepas 250 Calon Mahasiswa ke Tiongkok, Gelar Sharing Session Knowledge is Power Bersama Dahlan Iskan

“Ada lebih dari 60 jenis rice paper di Tiongkok. Mulai yang tipis hingga yang tebal untuk window shade,” kata Tao Hong.

Yang ditunggu pun tiba. Tao Hong mengajak peserta mencoba langsung. Dia mengajarkan cara memegang kuas dengan benar. Harus tegak. Pusat gerakan ada pada jari dan pergelangan tangan. Teknik sederhana, tapi ternyata penuh disiplin.

’’Dulu, kami harus memegang kuas dengan menggenggam telur rebus. Kalau telur itu tidak jatuh sampai kami selesai melukis, kami boleh makan telur itu sebagai hadiah. Kalau telur itu jatuh, kami harus mengulang esok harinya,” kenangnya sambil tersenyum.

Metode itu, yang diwariskan turun-temurun, bukan sekadar latihan tangan. Yang lebih penting adalah kesabaran, konsentrasi, dan kesadaran penuh saat menulis.


PARA JURNALIS ASIA-PASIFIK mencelupkan kuas ke tinta sebelum berlatih melukis kaligrafi.-Doan Widhiandono-

Kami, para jurnalis, lantas diajak menyiapkan kanvas. Kertas putih dilipat menjadi 16 kotak. Di tiap kotak, peserta mengikuti arahan Tao Hong untuk menulis karakter.

Yang pertama adalah dari nǚ (女, perempuan) dan nán (男, laki-laki). Kami menggambar evolusinya sejak aksara oracle hingga bentuk modern. ’’Jadi, kalau tahu karakter ini, Anda tidak lagi kesasar di toilet,’’ guraunya.

Bagian paling menantang datang ketika menulis karakter shòu (寿, panjang umur). Dari penjelasan Tao Hong, terlihat betapa kompleks makna yang terkandung di dalamnya.

Karakter itu punya banyak unsur di dalamnya. Mulai hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesamanya, mulut yang tersenyum, tubuh yang harus terus bekerja, hingga akhirnya membutuhkan tongkat dan bantuan.

BACA JUGA:Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025, Booth FIB UNAIR Beri Bocoran Rencana Program Studi Terbaru, Bahasa dan Sastra Tiongkok

BACA JUGA:4 Pesan di Balik Pamer Senjata Tiongkok dalam Parade Militer

’’Jadi, longevity (umur panjang, Red) itu tidak mudah,’’ ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: