DVI Polda Jatim dan NU Peduli Tangani Pemulasaran Santri Korban Musala Ambruk Ponpes Al-Khoziny

DVI Polda Jatim dan NU Peduli Tangani Pemulasaran Santri Korban Musala Ambruk Ponpes Al-Khoziny

Pelaksaan shalat jenazah bagi para santri ponpes Al-Khoziny, korban runtuhnya musala di RS Bhayangkara Surabaya.--PP Al-Khoziny

HARIAN DISWAY - Penanganan korban runtuhnya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, tidak hanya berfokus pada proses medis di rumah sakit, tetapi juga pada aspek pemulasaran sesuai syariat Islam dan pendampingan psikososial keluarga.

Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Polda Jatim menggandeng Satgas NU Peduli Al-Khoziny untuk memastikan penanganan berjalan sesuai kebutuhan keluarga korban.

Ketua PW Lazisnu Jatim, H Afif Amrullah, menjelaskan bahwa keterlibatan NU dalam proses pemulasaran merupakan permintaan banyak keluarga korban.

“Keluarga lebih mantap bila pengurusan jenazah ditangani tim NU secara hukum agama, mulai dari memandikan, mengkafani, memandu shalat jenazah, hingga mengantarkan ke rumah duka,” kata Afif.

BACA JUGA:Dari Mekkah, Alumni Al-Khoziny Laksanakan Badal Umroh untuk Para Korban Musala Rubuh

BACA JUGA:BNPB: 13 Korban Masih Terjebak Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Proses pemulasaran dilakukan di RS Bhayangkara Surabaya. Shalat jenazah untuk santri yang sudah teridentifikasi diikuti Dewan Pengasuh Pesantren Al-Khoziny, KHR Muhammad Ubaidillah Mujib atau Kiai Mamat.

Sementara itu, doa juga dipanjatkan dari Mekkah oleh Gus Ahmad Fatoni, putra pengasuh KH Abdul Mu’id, yang saat ini sedang menimba ilmu di tanah suci dan ikut melaksanakan Badal Umroh untuk korban.

Selain pemulasaran, Satgas NU Peduli Al-Khoziny juga menjalankan program pendampingan psikososial.

Tim KPAI Fatayat NU dan dosen UINSA/Unusa dikerahkan untuk mendampingi keluarga sejak proses identifikasi hingga pengantaran jenazah ke rumah masing-masing.

Ambulans Lazisnu Jatim disiagakan untuk membantu distribusi jenazah. “Keluarga korban banyak menunggu di Posko Dinkes Jatim karena letaknya tepat di dekat RS Bhayangkara. Meski PWNU juga menyiapkan posko di aula, secara teknis lebih efisien jika berpusat di posko dinkes,” jelas Afif.

BACA JUGA:Korban Tewas Gedung Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 54 Orang, Evakuasi Terhambat Reruntuhan Bangunan Lama

BACA JUGA:Update Korban Ponpes Al Khoziny: 45 Jenazah Dievakuasi, 2 Identitas Terungkap

Keterlibatan berbagai elemen NU ini memperlihatkan upaya kolektif dalam menghadapi tragedi besar yang menimpa pesantren. Solidaritas tersebut tidak hanya terwujud dalam bentuk doa dan dukungan moral, tetapi juga dalam layanan konkret yang dirasakan langsung oleh keluarga korban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: