Cak Imin Ceritakan Kiai Madura yang Bersyukur Putranya Wafat Saat Salat di Ponpes Al Khoziny

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (PM) Muhaimin Iskandar saat sambutan di acara penandatanganan MoU Penataan Pembangunan Pesantren-Kemenko PM-
SIDOARJO – Sebuah video pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin viral di media sosial TikTok dan Instagram.
Dalam video itu, Cak Imin menceritakan kisah seorang kiai asal Madura yang tetap bersyukur meski anaknya meninggal dunia akibat robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur.
Menurut Cak Imin, pernyataan sang kiai tersebut diungkapkannya saat proses pemulangan jenazah korban ke Madura.
BACA JUGA:Dasco: Wacana Pembangunan Ulang Ponpes Al Khoziny Pakai APBN Belum Final
“Bahkan di Madura, itu yang paling aneh kemarin ketika pesantren Al-Khoziny ini mengantarkan jenazah, salah satu putra yang meninggal korban ke ayahandanya, salah seorang kiai di Madura. Apa jawaban kiainya? Mengagetkan,” kata Cak Imin dalam video itu.
Ia lalu menirukan ucapan sang kiai. “Pak Menteri Agama, saya tidak sedih. Saya justru bersyukur anak saya bisa meninggal dalam keadaan salat, dan dalam keadaan sedang menuntut ilmu di pesantren. Saya ingin anak saya begitu lagi, tiga lagi kalau bisa,” tutur Cak Imin menirukan kisah itu.
Muhaimin menilai sikap tersebut mencerminkan kekuatan iman dan karakter khas pesantren yang luar biasa.
“Kalau tidak dengan logika keimanan yang kuat dan kekhasan pesantren, mungkin itu amat sangat berat,” ujarnya.
Kisah itu menuai beragam reaksi publik. Banyak warganet menilai bahwa cerita tersebut menjadi pengingat tentang ketulusan dan keikhlasan dalam menerima takdir. Sebagian lain menganggapnya sebagai refleksi dari keyakinan mendalam yang tumbuh di lingkungan pesantren.
Dalam kesempatan yang sama, Cak Imin juga menyampaikan bahwa pemerintah telah menerima lebih dari 80 laporan pondok pesantren yang rawan ambruk melalui hotline Kementerian Pekerjaan Umum. Laporan itu mayoritas berasal dari wilayah padat pesantren seperti Jawa, Aceh, dan Kalimantan.
Pemerintah, kata Cak Imin, akan memprioritaskan bantuan renovasi bagi pesantren yang paling rawan, memiliki lebih dari 1.000 santri, dan tergolong tidak mampu.
Tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny pada 29 September lalu yang menelan 67 korban jiwa menjadi peringatan penting untuk memperketat standar keamanan dan kelayakan bangunan pesantren di seluruh Indonesia.
BACA JUGA:Polda Jatim Periksa 17 Saksi Insiden Ponpes Al Khoziny, Terapkan 3 Pasal Ini!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: