Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025, Al-Majidiyah Raih Juara 1 Lomba Debat Tingkat SMA

Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025, Al-Majidiyah Raih Juara 1 Lomba Debat Tingkat SMA

Dua tim Al-Majidiyah menyabet juara pertama dalam lomba debat di Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025. - Sahirol Layeli - Harian Disway

“Menurut kami, di masa depan, kita bisa menggunakan sistem di AI untuk melawan Islamofobia yang ada di negara Barat. Karena kebanyakan Islamofobia terjadi di sana,” Ahmad Avin Amaniel Fuad, seorang anggota tim Abu Bakar. 

Tim Abu Bakar menyebut bahwa AI bisa membantu menyebarkan konten di media sosial dalam berbagai bahasa yang akan mengurangi kesalahpahaman dalam ajaran Islam, sehingga mampu memberantas Islamofobia.

BACA JUGA:Lomba Pidato Bahasa Mandarin Disway: Jennifer Wu Deg-Degan, Senang Bisa Berpidato di Hadapan Orang Banyak

BACA JUGA:5 Hari Lagi! Simak Ketentuan Lomba Pidato Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025

Sesi ke-6 yang bertema Dakwah dengan AI Lebih Menekankan Kuantitas Penyebaran daripada Kualitas Pemahaman mempertemukan dua tim, yaitu tim Umar dari LPI Al-Majidiyah sebagai pihak pro, dan Tim dari Universitas Negeri Semarang sebagai pihak kontra.

Dipandu oleh moderator Novi Basuki, sesi debat berlangsung sengit. "Zaman sudah berubah, mode dan metode dakwah Islam juga harus ikut menyesuaikan perkembangan zaman. Dengan bantuan AI, dakwah akan menjadi lebih cepat dan efektif menjangkau umat luas," ujar Tim Umar saat membuka argumen mereka. 

Bagi tim pro, AI adalah jembatan baru bagi dakwah di era digital. Efisien, tak terbatas ruang dan waktu, serta mampu menyebarkan pesan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan satu sentuhan teknologi.

BACA JUGA:Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025 Dimulai Bulan Depan, Simak Ketentuan Lomba Debat Berikut!

BACA JUGA:ISNU Jatim Dukung Disway Mandarin Debate & Speech Competition 2025

Namun, pandangan berbeda datang dari Tim Universitas Negeri Semarang. "AI tidak punya hati dan iman. Kalau kita sepenuhnya mengandalkan AI, pemahaman keagamaan umat akan menjadi dangkal," ujar tim kontra. 

Mereka menegaskan bahwa dakwah bukan hanya soal seberapa jauh pesan tersebar, tetapi seberapa dalam pesan itu dipahami dan dihayati. "AI harus diawasi oleh ahli agama," lanjutnya, menekankan pentingnya peran manusia sebagai pengarah nilai dan etika.

Perlombaan di Diway Mandarin Debate and Speech Competition diakhiri dengan pertandingan final dari tim debat SMA Xin Zhong dan tim Alpad dari Al-Majidiyah. Dari hasil pertandingan itu, tim Alpad dan Abu Bakar dari Al-Majidiyah mendapatkan kesempatan untuk berangkat ke Tiongkok karena telah memenangkan lomba debat. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: