Pramono Anung Beri Target Juara Umum, DKI Jakarta Bidik 10 Emas di Kejurnas Catur 2025

Pramono Anung Beri Target Juara Umum, DKI Jakarta Bidik 10 Emas di Kejurnas Catur 2025

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menghadiri pelantikan Percari DKI Jakarta di Balai Kota Jakarta-Ragil Putri Irmalia-

HARIAN DISWAY – Pramono Anung Wibowo memberi tantangan besar untuk pengurus Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta itu ingin provinsinya menjadi juara umum Kejuaraan Nasional Catur 2025.

Kejurnas Catur 2025 akan berlangsung pada 7-13 November mendatang di Mamuju, Sulawesi Barat. Kejurnas edisi ke-50 itu menjadi event pertama bagi pengurus Percasi DKI Jakarta 2025-2029. 

“Saya berharap dalam kejuaraan nasional yang akan diadakan di Mamuju, Sulawesi Barat, saya sungguh berharap Percasi DKI Jakarta tetap menjadi juara umum,” kata Pramono dalam pelantikan pengurus di Balai Kota Jakarta pada Selasa, 15 November 2025.

BACA JUGA:IM Nayaka Budhidarma Juara Catur Cepat Ramadhan Cup 2025, Langkah Awal Menuju SEA Games Thailand

Hardiyanto Kenneth terpilih sebagai Ketum Percasi DKI Jakarta dalam pemilihan yang berlangsung di Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat pada 26 Juli lalu. Kenneth menggantikan posisi Pandapotan Sinaga.

Kenneth menyanggupi tantangan dari Pramono untuk mempertahankan status sebagai juara umum di Kejurnas Catur 2025. Jakarta menjadi tim terbaik di kejurnas tahun lalu dengan meraih enam emas.

Dalam Kejurnas Catur 2025 ini, Kenneth ingin jumlah yang lebih banyak. Pria 55 tahun itu ingin kontingen DKI Jakarta meraih 10 emas. Jika berhasil mencapai target medali tersebut, DKI Jakarta otomatis menjadi juara umum. 

“Sebelumnya kejurnas ini diadakan di Jakarta. Kami menyabet enam emas. Mudah-mudahan dalam kepemimpinan saya, kami bisa menambah empat emas menjadi 10 emas dari total 17 emas yang tersedia,” ucap Kenneth.

BACA JUGA:Presiden Persebaya dan CEO DBL Azrul Ananda Gowes Surabaya-Jakarta, Tepati Janji ke Pramono Anung!

Tidak hanya tantangan dari Pramono. Kenneth juga mendapat tugas dari Ketum PB Percasi Grandmaster (GM) Utut Adianto. Utut berharap DKI Jakarta bisa melahirkan GM lagi. Sebab, saat ini Indonesia hanya tersisa empat GM. Lima GM Indonesia lainnya sudah meninggal dunia.

Tetapi masalah utamanya adalah konsistensi latihan tanpa terputus. Itu masih menjadi kendala cabor catur di Indonesia. Padahal menurut Utut, permainan catur bisa ditemukan di mana-mana. Tapi ada kendala dari segi biaya ikut turnamen.

“Siklus yang tidak boleh putus itu latihan, latihan sekeras-kerasnya dan bertanding. Nah ini (bertanding) biasa besar ke luar negeri. Tapi catur jauh lebih murah dibanding olahraga lain,” ujar Utut.

“Membiayai Percasi ini sama membayar Patrick Kluivert, dugaan saya malah (lebih besar) membayar Patrick Kluivert. Tapi jangan dianggap hasilnya Patrick tidak baik. Tapi  betapa catur punya potensi yang dahsyat” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: