Israel Terima Lagi Jenazah Sandera dari Hamas
ICRC dan Hamas melakukan penggalian tanah menggunakan buldoser untuk mempercepat proses evakuasi jenazah sandera yang tersisa di Hamad, Khan Younis pada Jumat, 17 Oktober 2025.--The Guardian
HARIAN DISWAY - Militer Israel (IDF) kembali menerima peti mati jenazah sandera Hamas melalui Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
“Peti mati jenazah sandera yang telah meninggal dikawal oleh pasukan IDF baru saja menyeberangi perbatasan ke Israel,” tulis IDF melaui akun X pada Sabtu, 18 Oktober 2025.
Kemudian, Pusat Kedokteran Forensik Nasional Kementerian Kesehatan Israel akan mengidentifikasi identitas jenazah tersebut. Pemerintah Israel juga akan memberitahu pihak keluarga jenazah setelah proses identifikasi selesai.
“IDF menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam bertindak dan menunggu identifikasi resmi, yang akan diberitahukan lebih dahulu kepada keluarga-keluarga sandera yang meninggal,” tambah IDF.
Hingga Rabu, 15 Oktober 2025, Hamas telah mengembalikan 9 jenazah dari total 28 sandera meninggal yang dapat mereka evakuasi.
Apabila hasil forensik membenarkan identitas jenazah sebagai sandera, maka jenazah tersebut akan tercatat sebagai sandera kesepuluh yang telah dikembalikan oleh Hamas.
BACA JUGA:Netanyahu Nyatakan Israel Siap Terima Semua Sandera dari Gaza

Pemandangan udara menunjukkan distrik Menara Al-Maqussi, yang rusak parah akibat pemboman besar-besaran Israel selama dua tahun terakhir, di barat laut Kota Gaza pada 15 Oktober 2025, saat gencatan senjata yang ditengahi AS antara Israel dan faksi-faksi P--via AFP
Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata Israel dan Hamas, Hamas harus mengembalikan 20 sandera hidup dan 28 sandera tewas dalam kurun waktu 72 jam setelah kesepakatan disetujui.
Hal ini menjadikan hari Senin, 13 Oktober 2025 pukul 09.00 GMT (16.00 WIB) sebagai batas waktu pengembalian seluruh sandera baik yang hidup maupun jenazah.
Akan tetapi, Hamas belum mengembalikan jenazah sandera yang tersisa karena mengalami kesulitan evakuasi.
Hamas menyatakan bahwa mereka membutuhkan alat berat dan peralatan penggalian untuk melakukan proses evakuasi. Mereka juga menyatakan bahwa kondisi jenazah yang terkubur di bawah reruntuhan bangunan memperlambat proses tersebut.
BACA JUGA:Trump Sebut Rekonstruksi Gaza Segera dimulai, Ditanggung Dana Internasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: