Do Yoga To Give, Edukasi SADARI dan Kisah Survivor Kanker Payudara yang Menginspirasi

Indah menyadari, penyakit yang menjadi momok baginya karena identik dengan kematian itu harus dihadapi. "Ternyata bisa dilalui walaupun bukan hal yang mudah,” katanya.

Dia juga menekankan tentang kesadaran, penerimaan, dan gaya hidup sehat. Seperti berolahraga dan mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang bagi perempuan di luar sana. 

Selain Indah, survivor lainnya Ika Damajanti juga berbagi. DIa terdiagnosis kanker payudara pada 2000 lalu saat masih berusia 28 tahun.

BACA JUGA: Kanker Payudara: Pita Pink, Beban, dan Harapan 

BACA JUGA: Hari Penelitian Kanker Payudara Sedunia 18 Agustus 2025: Sejarah, Fakta, dan Pencegahan

Tidak hanya membagikan pengalaman, Ika juga memberikan edukasi langsung tentang cara melakukan SADARI pada semua peserta. 

Meskipun sederhana dan bisa dilakukan sendiri di rumah, SADARI sering diabaikan dan tidak dipedulikan oleh masyarakat. 

PRAKTIK SADARI dalam acara Do Yoga To Give yang dipimpin Ika Damajanti -Afif Siwi Al Azzam-Harian Disway

"SADARI tidak hanya bisa dilihat. Namun, juga diraba, dan dicatat. Serta dilakukan dalam 7-10 hari setelah periode menstruasi berakhir,” ungkap Ika. 

Berikut langkah sederhana melakukan SADARI:

1. Langkah pertama dilakukan di depan cermin, perhatikan apakah puting sejajar atau tidak.

BACA JUGA: RS Manyar Medical Centre Surabaya Gelar Seminar Umum, Resmikan Poli Bedah dan Payudara

BACA JUGA: 4 Langkah SADARI, Penting untuk Deteksi Dini Kanker Payudara

2. Masih dalam keadaan yang sama, perhatikan juga apakah ada lesung di puting atau permukaan puting berubah seperti kulit jeruk.

3. Kemudian, angkat kedua tangan ke atas dan lihat apakah payudara mengikuti gerakan tangan atau hanya diam. Jika salah satu payudara tetap diam, maka perlu diwaspadai sebagai ciri adanya kanker payudara.

Sumber: