Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (57): Longtan Park, Ikon Wisata Liuzhou

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (57): Longtan Park, Ikon Wisata Liuzhou

PEMANDANGAN LONTAN PARK yang asri. Tempat ini dikelilingi tebing kasrt yang menjulang.-Doan Widhiandono-

Kunjungan ke Longtan Park, Liuzhou, 18 September 2025, memang memunculkan memori panjang. Tentang wajah sebuah kota yang berubah. Atau berimbang. Dari kota industri menjadi kota wisata.

MAKAN siang itu diadakan di tepi sebuah danau yang elok. Airnya tenang. Tebing-tebing batu seolah menjadi pelindung alami danau tersebut.

Tebing itu sangat vertical. Tegak lurus dengan warna terang. Putih-cokelat. Tak heran, para jurnalis peserta program China International Press Communication Center (CIPCC) langsung menghambur ke tepi danau seusai makan.

Ya, itulah suasana di Longtan Park, taman elok di Liuzhou, Provinsi Guangxi, Tiongkok.

BACA JUGA:Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (56): Lalat dan Ikan pun Robot

BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (6): Siap Taklukkan Dunia Siber

Di Longtan Park itu, denyut pariwisata Liuzhou terasa nyata. Dulu, kota itu identik sebagai kota industri. Pabrik mobil, peralatan berat, pabrik, baja, dan sebagainya.

Kota itu adalah basis industri terbesar di wilayah otonomi Guangxi Huang. Pernah dijuluki Motor City of the South. Karena menjadi pusat produksi merek-merek otomotif besar Tiongkok.

Namun dalam dekade terakhir, arah pembangunan kota berubah cepat.

Pemerintah Liuzhou menempatkan pariwisata, budaya, dan ekonomi hijau sebagai motor baru pertumbuhan. Lanskap alami menjadi aset ekonomi tanpa merusaknya. Salah satunya di Longtan Park, taman karst yang menjadi simbol kota.


AIR TENANG di danau Longtan Park. Salah satu sisinya merupakan areal pejalan kaki untuk menikmati pemandangan.-Doan Widhiandono-

Taman itu bukan sekadar ruang hijau, tapi model pengelolaan destinasi berbasis alam di tengah kota industri. Di sini, keindahan karst itu dengan konsep taman tematik: jembatan tradisional, taman, anjungan beton di atas air, hingga fasilitas wisata rakyat lainnya. Termasuk kereta kelinci bermotor listrik. Semua dibangun dengan standar konservasi yang ketat.

Proyek serupa menyebar. Ada Yufeng Park, Bukit Ma’an, dan Danau Jinghu direvitalisasi dengan prinsip serupa. Menonjolkan elemen alam, menambahkan fasilitas modern, dan membuka ruang bagi kegiatan wisata.

Transformasi itu cepat terlihat. Pada 2024, Liuzhou mencatat 73,6 juta kunjungan wisatawan. Total pendapatannya 79,3 miliar yuan atau sekitar Rp174 triliun. Angka itu tumbuh 14,6 persen dibanding tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: