Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (56): Lalat dan Ikan pun Robot

IKAN ARWANA ROBOT yang dipamerkan di Robot Mall, Beijing, 29 September 2025.-Doan Widhiandono-
Dunia robotika Tiongkok juga menghadirkan makhluk buatan itu dalam bentuk nyata. Mirip lalat. Juga mirip ikan Arwana. Bukan sekadar hiasan, tapi bisa dimanfaatkan untuk riset atau operasi lainnya.
BENTUKNYA sama persis dengan ikan arwana. Yang supermahal itu. Yang biasa ada di akuarium gede. Warnanya merah bata. Berenang dengan anggun. Meskipun sesekali terlihat patah-patah gerakannya.
Ikan itu berenang di depan para jurnalis peserta program China International Press Communication Center (CIPCC), 29 September 2025.
Robot arwana itu bukan sekadar hiasan. Ia bisa dirancang untuk monitoring lingkungan air. Misalnya, mengukur kadar oksigen, pH, suhu, dan bahkan mendeteksi logam berat. Dibuat dari material silikon fleksibel, ia mampu menyelam hingga kedalaman 20 meter dan bertahan 12 jam penuh tanpa pengisian ulang.
BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (6): Siap Taklukkan Dunia Siber
Robot paling kecil—juga paling mengesankan—adalah robot lalat. Ukurannya lebih kecil daripada koin logam. Dengan sayap tipis. Ia bisa terbang stabil, mendarat secara vertikal, mengambil gambar dengan kamera mini yang tertanam di badannya.
Ia bisa dimanfaatkan untuk pengintaian, pemetaan gedung pasca-bencana, dan pengawasan keamanan.
Meski masih terbatas masa operasionalnya, robot itu menjadi bukti bahwa teknologi mikro dan AI kini bisa menyatu dalam bentuk superkompak.
Kemajuan luar biasa ini bukan tanpa hambatan. Salah satu tantangan utama adalah harga. Robot humanoid canggih bisa mencapai harga Rp3 miliar.
MODEL REPLIKA robot-robot yan menunjukkan perkembangan teknologi robotika di dunia.-Doan Widhiandono-
Produksi masal juga belum stabil. Banyak robot masih dibuat dalam batch terbatas. Sebab, pasokan komponen belum bisa memenuhi skala besar.
Tantangan berikutnya adalah standar regulasi. Terutama dalam hal keamanan, perlindungan data, dan tanggung jawab hukum jika robot membuat kesalahan di dunia nyata.
Pemerintah Tiongkok tampak sadar akan tantangan ini. Beijing Robot Mall sendiri adalah bagian dari strategi lebih besar. Yakni, maksimalisasi manufaktur cerdas secara total.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: