Demonstrasi Nasional 'No Kings' Guncang AS, Jutaan Orang Tolak Kepemimpinan Donald Trump

HARIAN DISWAY - Gelombang demonstrasi besar-besaran yang mengguncang Amerika Serikat sejak Sabtu, 18 Oktober 2025 terus meluas.

Jutaan warga Amerika dari 50 negara bagian ikut serta dalam aksi demonstrasi No Kings sebagai bentuk protes kepada kebijakan Presiden AS Donald Trump. 

Mereka memprotes kecenderungan otoriter Trump dan erosi norma-norma demokrasi dalam kepemimpinannya. 

Demonstran menentang kebijakan imigrasi dan pendidikan Trump. Sejak kembali menjabat sebagai presiden pada Januari lalu, kebijakan Trump dinilai agresif terhadap imigran, kelompok minoritas, pihak oposisi Trump.

BACA JUGA:Eric Trump Angkat Bicara Soal Jadi Objek Bisik-Bisik Prabowo dan Ayahnya di KTT Mesir

Trump menyatakan bahwa tindakannya diperlukan untuk membangun kembali negara yang sedang dalam krisis dan menepis tuduhan bahwa ia bertindak seperti diktator.

Kali ini, demonstran mengaku marah akibat penggerebekan imigrasi, pengikisan hak suara, pemotongan anggaran, pembatalan perjanjian dengan suku-suku, serta RUU yang dikenal sebagai "One Big Beautiful Bill."

Selain itu, ia juga mengerahkan pasukan Garda Nasional (National Guard) ke kota-kota AS meski mendapat penolakan dari gubernur negara bagian.

Banyak dari demonstran yang menuntut agar pemerintah Amerika menunjukkan rasa kemanusiaan yang mendasar.

"Kita bisa berdebat tentang kebijakan dan cara menyelesaikan masalah. Tetapi, kita tidak seharusnya berdebat soal nilai kemanusiaan," ujar Chris Scharman, pengacara yang mengikuti demonstrasi di Salt Lake.

BACA JUGA:Government Shutdown AS Bisa Berlanjut hingga Pekan Depan

Seorang demonstran memegang spanduk yang mempromosikan aksi unjuk rasa dan pawai No Kings Twin Cities yang akan digelar di Minneapolis.--The Guardian

Di Atlanta, ribuan demonstran memenuhi tiga blok kota. Sedangkan di San Francisco, aksi unjuk rasa meluas hingga lima blok.

Bahkan di Chicago, demonstran memenuhi 22 blok kota.

Sumber: