Jatim Belum Mencapai Kriteria Universal Health Coverage (UHC) Dalam Program JKN, Cakupan Kepesertaan Masih Kurang
Deputi Direksi Wilayah VII BPJS Kesehatan I Made Puja Yasa (kanan) Bersama LVRI dan PEPABRI di Novotel Samator Surabaya, Kamis 23 Oktober 2025-Edi Susilo Disway -
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Jawa Timur masih harus berjuang untuk mendapatkan predikat cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC) dalam program jaminan kesehatan nasional (JKN)
Deputi Direksi Wilayah VII BPJS Kesehatan I Made Puja Yasa mengatakan, saat ini cakupan jumlah kepesertaan JKN di Jawa Timur telah mencapai 96,51 persen.
”Atau sekitar 40 juta penduduk Jatim telah terdaftar,” terang Made dalam acara BPJS Kesehatan bersinergi bersama LVRI dan PEPABRI, di Novotel Samator, Kamis siang, 23 Oktober 2025.
Sementara untuk mendapatkan predikat sebagai provinsi dengan UHC, Jawa Timur harus mendaftarkan JKN seluruh penduduknya hingga 98 persen. Artinya, Jatim membutuhkan 2 persen lagi untuk mendapatkan UHC.
BACA JUGA:Cakupan JKN Rendah, 16 Daerah di Jawa Timur Belum Capai UHC
BACA JUGA:Pemkab Pasuruan Raih UHC Award, Cakupan Kepesertaan JKN Tembus 99,6 Persen
Selain diukur dengan jumlah pendaftar, cakupan keaktifan peserta juga menjadi pertimbangan untuk memperoleh UHC. Standar minimalnya, peserta aktif harus 80 persen, sementara posisi Jatim saat ini berada di 76,30 persen.
Made mengakui ada sejumlah kendala belum tercapainya predikat itu. Secara umum ada dua persoalan. Pertama, terkait persoalan kemampuan mereka dalam membayar iuran. Kedua, kemauan mereka untuk membayar.
Made mengatakan, BPJS Kesehatan telah mendorong kabupaten kota untuk berpartisipasi untuk mempercepat ketercapaian JKN di wilayahnya. Khususnya mereka yang kategori miskin untuk dibantu pembiayaan jika belum tercover oleh pemerintah pusat.
”Sementara untuk kami sendiri, telah melakukan beberapa cara untuk mendorong bertambahnya pendaftar dan keaktifan peserta JKN,” paparnya. Di antaranya dengan layanan BPJS kesehatan keliling ke desa-desa, hingga layanan BPJS online.
”Kami juga mengingatkan peserta yang menunggak iuran lewat tele connecting,” katanya. Petugas akan mengingatkan peserta tertib membayarkan iuran.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur Erwin Astha Triyono mengatakan, saat ini Jatim tengah berfokus pada peningkatan kualitas hidup. Di mana angka harapan hidup di Jatim saat ini sudah cukup tinggi, yakni 75 tahun.
Saat ini yang perlu menjadi perhatian masyarakat adalah upaya preventif dalam menjaga kesehatan. Sebab, saat ini sebagian masyarakat masih memiliki pikiran pendek. "Kalau sakit, masih ada yang nalangin, BPJS," katanya. Pola pikir yang tentu perlu diubah.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: