BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Atasi Banjir Semarang dan Grobogan
Petugas mempersiapkan bahan semai untuk Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Sabtu (25/10/2025).--
Pesawat Cessna Caravan PK-SNM milik BNPB telah mendarat di Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, pada Jumat malam, 24 Oktober 2025.

Personel Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) siap menjalankan misi mitigasi banjir di Semarang dan Grobogan.--
BACA JUGA:BMKG dan BNPB Perkuat Koordinasi Hadapi Ancaman Tsunami Multisumber
Sejak Sabtu pagi, 25 Oktober 2025 pesawat ini mulai menebar bahan semai natrium klorida (NaCl) dan kalsium oksida (CaO) dengan total 12 ton untuk redistribusi hujan ke wilayah yang lebih aman.
Operasi ini melibatkan kolaborasi lintas lembaga, yakni BNPB, BMKG, BRIN, TNI AU, dan BPBD Provinsi Jawa Tengah. Tim meteorolog memantau peta awan untuk menentukan waktu dan ketinggian semai paling tepat, sementara pilot mengarahkan pesawat mencari awan potensial.
BMKG memperkirakan curah hujan tinggi masih akan berlangsung hingga awal November karena pengaruh fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby ekuatorial.
BACA JUGA:BNPB Perpanjang OMC Hingga 10 Maret, Perkecil Potensi Hujan Lebat Di Jabodetabek
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menjelaskan bahwa OMC bertujuan mengalihkan curah hujan dari wilayah tergenang, bukan menghentikannya.
Dengan cara ini, debit air di wilayah banjir seperti Semarang dan Grobogan dapat berkurang secara bertahap.
OMC bukan hal baru bagi Indonesia. Teknologi ini telah digunakan sejak 1977 untuk mengatur curah hujan, dan kini menjadi bagian penting dalam mitigasi bencana. Menurut Abdul Muhari, modifikasi cuaca hanyalah solusi sementara untuk memberi jeda waktu penanganan.
Masalah banjir di Jawa Tengah, ujarnya, tidak hanya disebabkan curah hujan, tetapi juga tata ruang padat, drainase yang menua, dan sedimentasi sungai.
BACA JUGA:Kepala BNPB Imbau Pemerintah Daerah Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana Hidrometeorologi Basah
Modifikasi cuaca memberi waktu bagi tim di lapangan untuk memperkuat tanggul dan mempercepat penyedotan air. Namun, solusi jangka panjang tetap diperlukan untuk memperbaiki sistem pengelolaan air dan tata ruang perkotaan.(*)
*)Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Trunojoyo Madura|
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: