Batin Tulang Belulang Homo Erectus, si Manusia Jawa

Batin Tulang Belulang Homo Erectus, si Manusia Jawa

ILUSTRASI Batin Tulang Belulang Homo Erectus, si Manusia Jawa.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Sains, di sisi lain, sejatinya hadir untuk meneguhkan kesadaran yang selaras itu. Penghormatan terhadap asal-usul sejatinya ditunaikan secara simultan dengan penghormatan terhadap kehidupan saat ini.

Negara telah mengajak kita terhubung dengan leluhur, di antaranya melalui narasi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan. 

Sesekali, baik bila ajakan berwisata tidak berhenti pada laku pelesiran saja. Kesadaran sowan bisa perlahan ditumbuhkan sebagai dimensi batin, merawat pengetahuan asal-usul kita sendiri. 

Fosil Homo erectus, si Manusia Jawa yang baru pulang itu, barangkali memang memiliki kekerabatan dengan kita. Ia toh benar pernah berjalan, berpindah, dari satu jengkal ke jengkal lain Nusantara. 

Batinnya telah menantikan rumah sejak lama. Dia mungkin salah seorang leluhur kita –atau bisa jadi bukan. Ia sepenuhnya orang asing dalam rantai mitokondria yang tak kelihatan. 

Kita begitu gembira menyambut Manusia Jawa itu. Seorang kausal purba. Namun, selain dia, ada banyak leluhur kita yang senantiasa ada –di rumah; di dalam tanah, di arus air. Kalau saja kita sempatkan menyapa mereka. (*)

*) Nanda Alifya Rahmah adalah mahasiswa magister sastra dan kajian budaya, FIB, Unair.  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: